Mohon tunggu...
Enang Suhendar
Enang Suhendar Mohon Tunggu... Administrasi - Warga sadarhana yang kagak balaga dan gak macam-macam. Kahayangna maca sajarah lawas dan bacaan yang dapat ngabarakatak

Sayah mah hanya warga sadarhana dan kagak balaga yang hanya akan makan sama garam, bakakak hayam, bala-bala, lalaban, sambal dan sarantang kadaharan sajabana. Saba'da dahar saya hanya akan makan nangka asak yang rag-rag na tangkalna.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Virtual Run, Tren Baru Berlari di Tengah Pandemi

22 Oktober 2020   13:14 Diperbarui: 22 Oktober 2020   13:17 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berlari di tengah pandemi. (Sumber: unsplash.com)

"Di Afrika, ketika matahari mulai bangkit dan menghangatkan bumi, seekor rusa terjaga. Dia harus berlari sekencang mungkin untuk menghindari kejaran sang singa. 

Pada saat yang sama seekor singa terjaga, dia harus berlari sekencang mungkin untuk dapat menangkap rusa yang berlari paling lambat. Di pagi hari, tidak peduli engkau seekor rusa ataupun singa, engkau harus tetap berlari".

Konon demikianlah sepenggal pepatah para orang tua di  Afrika untuk memberikan semangat kepada anak-anak mudanya agar di pagi hari selalu memaksimalkan ikhtiar dalam menjemput rezeki. 

Seekor singa dan rusa adalah dua entitas yang mungkin paling relevan mewakili keadaan alam dan masyarakat Afrika. Bila di Jawa Barat pepatah yang paling lumrah adalah "Bangunlah pagi, bila tidak maka rejekimu akan dipatok ayam".

Berlari (selain berjalan) merupakan salah satu kegiatan atau aktivitas olah raga yang paling mudah dilakukan. Modalnya hanya dua, kemauan dan sepatu. 

Tidak seperti olahraga lainnya, bersepeda misalnya yang tentu harus membeli sepeda terlebih dahulu. Setidaknya seperti saya yang saat ini belum mempunyai sepeda, berlari adalah olahraga yang paling memungkinkan.

Berlari memang olahraga paling mudah setidaknya cukup efisien dalam masalah waktu. Tidak seperti bersepeda, olahraga lari rata-rata hanya butuh waktu satu jam. Bandingkan dengan bersepeda yang biasanya menghabiskan waktu setengah hari, bahkan bisa satu hari full. Berlari bisa dilakukan kapan saja, meski waktu yang paling lazim adalah pagi dan sore hari. Berlari juga bisa dilakukan dimana saja.

Pandemi Covid-19 yang menimpa dunia ikut berpengaruh pada segala sisi dan bidang kehidupan serta memukul mundur agenda-agenda penting lainnya, salah satunya adalah event berlari atau marathon. Di dalam negeri beberapa event marathon yang urung terlaksana diantaranya adalah Bogor Half Marathon dan Borobudur Marathon.

Bogor Half Marathon adalah event lari terbesar di Jawa Barat, total pesertanya hampir 4000 pelari yang diikuti oleh pelari dari berbagai negara. Pada tahun 2020, gelaran lari yang mengusung tema "Bogor City of Runners" tersebut sedianya akan digelar pada tanggal 21 Maret 2020, namun urung terlaksana.

Borobudur Marathon adalah ajang lari yang digelar tahunan di Magelang, Jawa Tengah. Pada tahun 2020 event lari yang menawarkan kecantikan alam dan panorama Candi Borobudur yang eksotik tersebut batal digelar seperti tahun sebelumnya karena pandemi.

Namun demikian, event-event tersebut dan agenda marathon lainnya bukan batal digelar sama sekali. Event lari saat ini menawarkan tantangan dan pengalaman yang berbeda dengan tahun sebelumnya yaitu dengan berlari secara virtual (virtual run).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun