Mohon tunggu...
Enang Suhendar
Enang Suhendar Mohon Tunggu... Administrasi - Warga sadarhana yang kagak balaga dan gak macam-macam. Kahayangna maca sajarah lawas dan bacaan yang dapat ngabarakatak

Sayah mah hanya warga sadarhana dan kagak balaga yang hanya akan makan sama garam, bakakak hayam, bala-bala, lalaban, sambal dan sarantang kadaharan sajabana. Saba'da dahar saya hanya akan makan nangka asak yang rag-rag na tangkalna.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Balotelli dan Upayanya Menendang Rasisme dari Lapangan Hijau

6 November 2019   08:22 Diperbarui: 6 November 2019   08:30 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertandingan sepakbola Liga Italia yang dihelat di Stadion Marcantonio Bentegodi antara Brescia dan Hellas Verona baru berumur 54 menit. Terlihat seorang striker berbakat berdarah Ghana, sedang berupaya untuk mempertahankan bola diantara dua bek  Hellas Verona di ujung kiri lapangan. 

Namun tiba-tiba sang stiker memungut bola dengan kedua tangannya, dan seketika itu pula menedang bola dengan sekeras-kerasnya ke arah tribun penonton. Rupaya Super Mario tidak tahan terhadap perlakuan penonton tuan rumah yang sepanjang pertandingan meneriakan yel-yel tidak terpuji padanya.

Penonton di tribun kurva melakukan tindakan rasisme dengan cara menirukan suara monyet kepada mantan pemain Manchester City tersebut. Balotelli marah, murka, kecewa, dan berusaha meninggalkan lapangan. Rekan-rekan setimnya juga para pemain Hellas Verona berusaha untuk menenangkan hati Balo dan meminta dia untuk tetap bersabar.

Dengan kebesaran hatinya, Super Mario pun tetap melanjutkan pertandingan. Kesabaran, upaya, kerja keras dan tindakan profesionalnya terbayar dengan gol indahnya ke gawang Hellas Verona pada menit ke-85 meskipun belum cukup untuk memenangkan timnya yang sebelumnya telah tertinggal 2 gol.

Kekesalan Si Bengal terhadap aksi rasisme cukup lumrah, karena bukan kali ini saja dia mendapatkan perlakuan memalukan tersebut. Terpaan rasisme seakan-akan menjadi langganan pemain yang lahir pada 12 Agustus 1990 tersebut.

Pada bulan Juni tahun 2009 saat Balotelli memperkuat Timnas Italia U-21 ketika dia sedang berjalan-jalan di sudut Kota Roma, tampak sejumlah orang melemparnya dengan pisang persis ke hadapannya.

Pada bulan April 2009 ketika berlangsung derby d'Italia di Turin, saat Balotelli berseragam Inter Milan, Juventini, kelompok pendukung Juventus juga menyanyikan nyanyian rasisme pada Balotelli, "Tidak ada orang Italia yang berkulit hitam". 

Mereka lupa bahwa hati Balotelli adalah untuk Italia sebagaiman dia ungkapkan pada 13 Agustus 2008 sesaat setelah secara resmi dia mendapatkan kewarganegaraan Italia. Dengan tegas Super Mario mengatakan "Aku Italia, aku merasa Italia, aku akan selamanya bermain untuk tim nasional Italia".

Sebulan sesudahnya, Mei 2009 Mario Balotelli kembali mendapat siulan penonton lawan, kali ini dari suporter Chievo. "Saya ingin bilang satu hal, tiap kali saya datang ke Verona, saya paham bahwa fans di sini akan semakin menjijikkan," ujar Balotelli seperti diberitakan Sky Sport Italia.

Februari 2013, saat Balotelli berseragam AC Milan dan melawan bekas klubnya Inter Milan, dilaporkan bahwa sebuah balon berbentuk pisang dilambaikan para pendukung Nerrazurri saat pertandingan derby di San Siro. Balotelli meresponnya dengan menaruh jari telunjuk di mulutnya sebagai tanggapan atas ejekan rasis yang ditujukan kepadanya.

Satu tahun kemudian, Februari 2014, di Stadion San Paolo saat Super Mario masih membela Rossoneri dalam lawatannya ke Napoli, Balotelli menutup mukanya dan menangis. 

Di pertandingan yang dimenangkan Napoli dengan skor 3 -1 tersebut, Balotelli kembali menjadi korban rasisme suporter tuan rumah. "Apakah saya akan meninggalkan lapangan? Ya, saya akan. Saya menerima kritik profesional, tetapi satu-satunya yang menganggu saya adalah rasisme," lirih Balotelli.

Februari 2018, saat Balotelli berseragam Nice, kembali dia mendapat perlakuan rasisme ketika menghadapi Dijon pada pertandingan Ligue 2017/2018 di Stadion Gaston-Gerard. 

Balotelli tidak terima dan lantas melayangkan protes, namun sang pengadil Nicolas Rainville malah mengganjarnya dengan kartu kuning. Sontak beberapa komunitas seperti Football Against Racism di Eropa dan Kick it Out memprotes tindakan sang wasit tersebut.

Setahun sebelumnya, Januari 2017, pemain yang selalu memakai nomor punggung 45 tersebut marah kepada pendukung Bastia. Penyebabnya adalah bergemuruhnya suara-suara kera yang gaduh di Stadion SC Bastia's Stade Armand Cesari sesaat sebelum pertandingan dimulai ketika pemain berpaspor Italia tersebut sedang melakukan pemanasan.

Momen rasisme pada dirinya juga terjadi pada Mei 2018 ketika debut comebacknya bersama Gli Azzuri ternoda akibat perlakuan rasis justru dari suporter Italia sendiri. Mereka membentangkan spanduk bertuliskan "Kapten kami memiliki darah Italia". 

Suporter negeri Pizza tersebut rupanya tidak rela terhadap rencana tim yang akan melekatkan ban kapten pada lengannya di masa yang akan datang. Padahal Super Mario bermain apik dan berhasil mencatatkan namanya pada papan skor menjadi 2-1 dan mengalahkan Arab Saudi. Selepas pertandingan Balotelli kembali berucap lirih "Tentu saja, jika saya berkulit putih maka saya akan sedikit diterpa masalah."

Tendanganya di sudut kiri Stadion Marcantonio Bentegodi pada hakikatnya adalah upayanya untuk mengenyahkan rasisme di lapangan hijau agar marwah dan nilai-nilai luhur sepak bola senantiasa terjaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun