Mohon tunggu...
Emut Lebak
Emut Lebak Mohon Tunggu... Guru - Guru, Bloger, aktif di komunitas menulis

Hoby menulis travelling

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kenali Tanda Anak Anda Bahagia atau Tertekan

19 Oktober 2022   00:17 Diperbarui: 19 Oktober 2022   00:26 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua orang tua pasti inginkan anak anaknya bahagia. Orang tua akan melakukan apa pun untuk kebahagiaan anaknya. Berbagai cara orang tua lakukan demi tumbuh kembang sang buah hati tercinta. Namun pola asuh orang pasti berbeda, ada orang yang mendidik anak-anak dengan keras  ada juga yang penuh kelembutan. 

Bahkan ada juga anaknya yang terlalu dimanja. Apapun keinginan anak akan diikuti dan dituruti. Tentu yang dihasilkan dari didikan pun akan berbeda. Anak yang dididik keras cenderung akan keras juga pun yang dididik dengan kelembutan akan menghasilkan anak yang penuh dengan kelembutan.

Hasil pola asuh anak membentuk karakter anak dimasa yang akan datang. Anak yang dididik dengan manja ia akan menjadi egois, ketika bermain dengan teman temannya anak ini tidak akan bisa mengalah  apapun yang diinginkan harus dituruti  biasanya si anak akan mendominasi dalam segala hal .

Tentu tidak salah memanjakan anak, orang tua manapun menginginkan anaknya bahagia, namun sekali kali tidak mesti juga apa yang anak inginkan harus diikuti. Karena  pada saatnya anak harus tahu apa yang dia inginkan tidak selamanya harus dia miliki. Disini mendidik ego anak untuk belajar menerima keadaan.

Masa kecil memang masa yang paling indah ia belum memikirkan tentang kehidupan yang sesungguhnya. Masa kecil merupakan momen paling menyenangkan yang dilakukan hanyalah bermain, tertawa, mengeluarkan imajinasi yang sangat luar biasa.

Seorang anak kecil bersikap polos, selalu menaruh pikiran positif kepada orang lain, tidak berprasangka buruk, karena dalam alam kesadarannya ia tahu ia bahwa ia tidak mempunyai seluruh pengetahuan yang memadai untuk bisa menghakimi  seseorang atau sesuatu begitu saja. 

Anak-anak adalah tempat kita belajar kerendahan hati. Secara alamiah, di antara kehidupan bersama orang dewasa,  anak-anak memang tidak punya apa-apa untuk membuat mereka merasa superior. Kerendahan hati membuat anak-anak tidak memaksakan pendapatnya kepada orang lain. Mereka mudah memaafkan, tidak cepat iri hati, dan mau mengerti, walau kadang harus ngambek duluan.

Maka mudah dipahami bila sifat rendah hati itu juga membuat anak-anak tidak bersikap sok pintar dan merasa tahu segalanya. Dalam kepolosannya, anak-anak mau mendengarkan orang lain, menghargai pendapat dan pengalaman orang lain, dan tidak berusaha mendominasi atau mengintimidasi orang lain dengan pikiran-pikirannya. Disaat keinginan tidak sesuai dengan harapan anak-anak akan menangis, tetapi tidak berkepanjangan, karena ia akan segera menemukan hal-hal baru yang menarik perhatiannya dan membuatnya asyik lagi di dalam situasi baru yang dihadapi.

Untuk memahami kebahagiaan anak orang tua harus memperhatikan beberapa ciri dalam tumbuh kembangnya. Diantara kebahagiaan anak adalah ia akan merasa puas dengan apa yang dimilikinya. Banyak anak tantrum ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. Anak akan menangis guling guling sambil berteriak hingga melemparkan barang yang ada didepannya, baik itu ketika di rumah maupun di luar rumah. Namun anak yang bahagia cenderung jarang tantrum ia akan terlihat aktif dan selalu ceria.

Menghormati orang yang lebih tua akan dilakukan oleh anak yang bahagia. Anak-anak bahagia bisa membedakan antara teman sebayanya dan orang tua. Ia akan memperlakukan orang yang lebih tua dengan hormat dan mendengarkan nasihat mereka dengan baik. Anak bahagia juga suka dengan berbagi. Terkadang, berbagi merupakan hal yang sulit untuk anak lakukan. Namun, anak yang bahagia cenderung mau berbagi  teman-temannya. Pola asuh yang tepat bisa mendorong anak menguasai keterampilan ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun