Mohon tunggu...
Emut Lebak
Emut Lebak Mohon Tunggu... Guru - Guru, Bloger, aktif di komunitas menulis

Hoby menulis travelling

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Berburu Durian di Malam Kesaktian Pancasila

1 Oktober 2022   23:48 Diperbarui: 4 Oktober 2022   15:26 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sahabat kompasianer masihkah musim durian ditempat kalian? Durian meskipun cangkangnya berduri tajam isinya sangat nikmat. Namun sebagian orang tidak bisa menikmatinya karena suatu hal. Durian memang menggoda, aromanya menebarkan bau khas. Baunya bikin pusing bagi orang-orang tertentu. Durian bagi sebagian orang menjadi musuh, khususnya bagi orang yang punya penyakit tekanan darah tinggi. Tapi bagi sebagian lainnya bau durian menjadi candu. 

Sahabat kompasianer, bau khas inilah yang membuat penasaran. Penasaran ingin mencicipinya, sekaligus merasakan lezatnya durian. Lewat tampilan durian ini, kita belajar tidak boleh terjebak pada tampilan lahir. Boleh saja tampilan lahirnya manis, tapi dalamnya justru pahit. Atau sebaliknya. Jangan pernah menilai seseorang dari casingnya saja. 

Kemarin malam tepat pukul 20.00 malam gadgetku berbunyi, ternyata telpon dari seorang sahabat. Ia mengajak untuk berburu durian ke rumah sahabat kami yang kebetulan orang tuanya pedagang durian. Undangan khusus ini gratis di penghujung musim. Durian si peureup namanya, duriannya kecil kecil. Disebut durian Si peureup karena bentuk duriannya kecil. Si peureup itu sendiri berasal dari bahaya Sunda yang artinya kepalan tangan. Durian sebesar kepalan tangan. Meski pada kenyataannya tidak sebesar itu, namun karena bentuknya sedikit kecil lalu dinamai si peureup. 

Jarak tempuh menuju tempat durian sekitar 6 Kilo meter kami lalui di jam 9 malam. Komplit lima motor berboncengan, sambil menikmati dinginnya udara malam. Setelah sampai kami langsung disuguhi durian. Meski sebesar kepalan tangan rasa duriannya tidak mengecewakan. Legit dan manis, semanis penulis artikel ini. He.. He... 

Ternyata menikmati durian ditengah malam Sambil memperingati hari kesakitan pancasila nikmatnya luar biasa. Apa karena duriannya yang gratis jadi berasa enak? Atau mungkin berkah malam kesakitan pancasila mendapatkan jamuan yang sangat luar biasa dari yang punya rumah. Kami dibebaskan memakan durian sepuasnya. Entah berapa buah durian yang kami lahap bersama. Saking legitnya sampai lupa berhenti. 

Satu tips yang baru penulis ketahui yang didapat dari empunya durian, bahwa ternyata setelah makan durian dianjurkan minum air putih yang dituang di cangkang durian dan langsung menenggaknya. Ternyata ini sebagai obat penangkal agar tidak mabok durian. Seberapa pun durian yang dimakan efeknya tidak begitu kerasa ketika dibarengi dengan penawarnya. 

Begitu kupraktikan menuang air putih ke cangkang durian, durinya menusuk bibir karena kurang hati hati. Dan ternyata benar, setelahnya tidak begitu pusing ke kepala. Padahal biasanya makan satu buah saja langsung berasa pusingnya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun