Mohon tunggu...
Emut Lebak
Emut Lebak Mohon Tunggu... Guru - Guru, Bloger, aktif di komunitas menulis

Hoby menulis travelling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Filosofi di Balik Menggantungkan Tumbuhan pada Tiang Atap Rumah yang sedang Dibangun

25 September 2022   22:28 Diperbarui: 25 September 2022   22:39 3890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber lamanya FB sahabat

Di Indonesia ada beberapa daerah seperti di Kabupaten Lebak tempat penulis tinggal misalnya, ketika membangun rumah terdapat beberapa tradisi yang biasa dipakai dari jaman dahulu hingga saat ini. Namun ada beberapa yang juga sudah meninggalkan budaya ini karena dianggap kuno dan tidak masuk akal. Seperti menggantungkan setandan buah pisang, tunas kelapa, segenggam padi, dan bendera diatas atap rumah yang sedang dibangun. Bendera ini bukan menggunakan bendera merah putih, tapi kain atau baju yg digantung di atas kayu tiang rumah. Tumbuhan dan bendera yang digantung tersebut akan diturunkan ketika pemasangan kerangka atap sampai genteng selesai dibangun. 

Mungkin sedikit aneh dan tidak masuk akal, seperti halnya penulis yang kurang percaya terhadap mitos dan cerita jaman dahulu namun hal ini tetap harus tahu sebagai pengetahuan, kelak untuk diceritakan kembali kepada anak cucu. Nah, cerita punya cerita ternyata ada harapan yang tinggi ketika menggantungkan pisang tunas kelapa dan lainnya diatas atap rumah yang sedang dibangun. 

Ada filosofi yang bisa kita ambil pelajaran dari tumbuhan yang digantung tersebut. Ada harapan dan doa kepada Sang Maha Esa agar pengisi rumah tersebut hidup, berkembang juga menghasilkan seperti halnya tumbuhan yang banyak memberikan manfaat.

  Dengan menaruh pisang, harapannya agar yang punya rumah bersikap dan bersifat seperti pisang. Pohon pisang adalah pohon yang tidak akan mati sebelum berbuah, ini memiliki filosofi sebelum ajal menjemput kita harus bermanfaat dan memberikan manfaat dulu kepada orang lain, seperti apa yang tertera dalam hadist khoirunnas anfauhum linnas sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya. 

Pun dengan padi, coba kita perhatiakan tanaman padi ketika baru ditanam pohon ini berdiri tegak namun ketika padi mulai menguning dia akan merunduk, kian berisi kian menunduk. Ini mengingatkan kepada pemilik rumah semakin berharta atau semakin berilmu harus semakin tawadhu dan tidak boleh sombong . 

Filosofi untuk kelapa, mulai dari pohonnya yang setelah ditebang menjadi kayu, buah kelapa dari airnya bisa dimanfaatkan, kulit kelapa bisa dijadikan sabut demikian juga daunnya bis dibuat janur, bahkan lidinya pun bisa dijadikan sapu. Semua ada manfaatnya. 

Kelapa merupakan pohon yang hampir setiap bagiannya mempunyai manfaat, baik daun, buah, santan, maupun batangnya. Sehingga hal tersebut menjadi doa simbolik agar semua penghuni rumah, baik tingkah laku maupun aktifitasnya bermanfaat untuk orang lain.

Terakhir adalah bendera, itu menandakan bahwa yang bangun rumah sudah  merdeka. Bisa mandiri, lepas dari orang tua , membentuk keluarga kecil sendiri bersama istri dan anak-anak. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun