Mohon tunggu...
Emut Lebak
Emut Lebak Mohon Tunggu... Guru - Guru, Bloger, aktif di komunitas menulis

Hoby menulis travelling

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Antara Quiet Quitting, Generasi Z, dan Dunia Kerja

23 September 2022   06:17 Diperbarui: 23 September 2022   06:24 940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sahabat Kompasianer bagaimana kabarnya hari ini? Lagi ramai nih istilah quiet quitting, tentu kita perlu pemahaman yang benar tentang istilah yang sedang booming saat ini terutama di generasi Z. 

Sebelumya apa sih quit quitting itu? Dalam kamus bahasa Inggris-Indonesia artinya adalah berhenti diam diam. Istilah ini merujuk kepada pekerjaan yang sedang kita tekuni. Naah, bukan berarti kita berhenti dari bekerja secara diam diam ya guy's, bekerja harus tetap lanjut bahkan harus semangat 45 agar tercapai apa yang kita inginkan. 

Fenomena quiet quitting ini sebenarnya berawal dari Tiktok terus merambat ke media sosial lainnya dan akhirnya booming terutama pada mereka genetika Z. Maksud dari quit quitting itu sendiri adalah bekerja sesuai dengan job desk, berhenti bekerja ketika jam pulang kerja. Hal ini tentu berbeda dengan orang tua dahulu, dimana mereka all out ketika bekerja, loyalitasnya tidak diragukan untuk sebuah pekerjaan dan perusahaan yang memperkerjakan. Generasi sekarang bekerja hanya seperlunya, sesuai dengan pekerjaannya, setelah selesai langsung pulang. Tapi jangan salah, bukan berarti tidak bertanggung jawab dengan pekerjaannya, pekerjaannya tetap dilakukan, hanya saja tidak memaksakan diri dan tidak menerima proyek dan tanggung jawab tambahan. 

Fenomena quiet quitting tentu saja ada positif dan negatifnya, disisi lain quit quitting menjadi otak lebih fresh tidak terbebani dengan segudang pekerjaan tambahan, jiwa raga sehat, karena bisa menjaga kewarasan. 

Sedangkan sisi negatif dari quit quitting yang penulis pelajari dari beberapa sumber seperti internet, tiktok dan sebagainya adalah kurangnya partisipasi dan kepedulian terhadap agenda perusahaan karena mereka tidak banyak terlibat didalam perusahaan setelah selesai pekerjaan utamanya langsung pulang, dan ini imbasnya kurang bersosialisasi dengan rekan kerja, hal ini memungkinkan tidak akrabnya antara rekan kerja yang satu dengan yang lainnya, siis negatif blain dari quit quitting tidak pernah memberikan masukan masukan cemerlang untuk perusahaan. Quit quitting membentuk orang menjadi cuek karena hanya memikirkan diri sendiri. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun