Mohon tunggu...
Elesia
Elesia Mohon Tunggu... Administrasi - I'm a writer

Penulis CERPEN ANAK Penulis PUISI

Selanjutnya

Tutup

Politik

PSI dan Asa yang Akan Tetap Menyala

19 April 2019   21:56 Diperbarui: 19 April 2019   22:09 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: psi.id

Pemilu telah usai. Dari dua yang saya inginkan menang, hanya satu yang terpilih : Jokowi -- terlepas dari kontroversi yang sedang terjadi. Loh, kan kontestan cuma dua? Ya, satu lagi yang saya harap menang adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI). 

Dari hasil Quick Count yang rilis, suara yang diraih PSI tak mencapai 4 % sebagai batas ambang parlemen. Dan Grace Natalie telah membacakan pidato yang mengakui kekalahan. Bagi saya, pidato tersebut menjadi salah satu dari sekian banyak terobosan yang dilakukan anak-anak muda ini. Selain itu, mulai dari mengunjungi korban intoleransi, dan konsisten menyuarakan isu-isu perempuan, benar-benar membuat saya berdecak kagum. Apalagi menerima kekalahan. Kita tahu itu tak mudah. Beberapa hari belakangan, kita saksikan itu di seluruh stasiun televisi.

Menerima kekalahan adalah bentuk kebesaran jiwa. Saya harap, PSI benar-benar tak hilang dan secepatnya menemui masyarakat seperti isi pidatonya. Bahkan jika perlu, agenda-agenda yang tertunda langsung bisa dieksekusi dengan cara yang lain.

Untuk isu toleransi, misalnya. PSI tetap hadir saat tindak intoleransi terjadi di negeri ini. Memberi pernyataan melawan tindakan tersebut, dan membantu korban. Seperti yang telah mereka lakukan untuk ibu Meliana dari Tanjung Balai. Dengan cara ini, saya yakin PSI akan menarik perhatian lebih masyarakat.

Selain itu, perlu saya kira dilakukan pengkaderan mengingat di beberapa tempat belum ada caleg. Seperti di daerah pemilihan saya, kota Gunungsitoli. Tak ada caleg untuk kota. Mungkin jika ada, ceritanya akan lain. Paling tidak, caleg tersebut mengkampanyekan untuk DPR-RI. Membantu menambah suara. 

Tapi ini hanya sekadar masukan dari saya tak begitu tahu politik. Grace Natalie, Juli Antoni, Tsamara, Dara Adinda, dan lain-lain pasti memiiki pandangan lain. Saya hanya berharap, PSI tetap melakukan perjuangan, dan meraup suara banyak di 2024. Agenda Anti-Korupsi dan Anti-Intoleransi harus tetap dipertahankan. Mengingat tak ada satu pun partai politik yang dengan jelas menyatakan "DNA" perjuangannya.

Atau perlukah agenda lain untuk menarik perhatian orang banyak?

Jika itu terpikirkan Bro dan Sist, saya harap berhentilah. Masalah intoleransi di negeri kita semakin parah. Meski memang berpotensi mengurangi perolehan suara, tetapi itu baik untuk negeri kita. Lagipula, kita tidak tahu yang akan terjadi ke depannya. Siapa tahu, dengan terus berani melawan intoleransi, masyarakat berubah cara berpikirnya, dan akhirnya memilih PSI.

Mungkin terlalu utopis, tapi itulah harapan saya dan mungkin harapan banyak orang yang tak sanggup bersuara. Semoga ke depannya, Bro dan Sist, tetap berjuang di daerah-daerah yang berhasil dimenangi. Mungkin untuk menguji komitmen, harus dimulai dari yang terkecil. Terakhir, saya tak menyesal telah memberikan suara saya pada partai ini. Seperti yang dikampanyekan orang-orang sebelum pemilu. Orang-orang yang takut pada anak-anak muda yang progresif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun