Mohon tunggu...
Emshofi
Emshofi Mohon Tunggu... wiraswasta -

butuh pil nafsu menulis

Selanjutnya

Tutup

Money

Siapa Anak SGM Tunjuk Tangan

20 Maret 2013   16:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:28 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber: sofur, pliss deh/izzashop.com

Biaya tanpa batas, usaha menancapkan persepsi di benak publik. Kedahsyatan susu formula begitu meyakinkan, menggoda dan menyederhanakan masalah dalam iklan yang berseliweran tak terbendung. Bebas mengedukasi keluarga Indonesia, mengubur dalam-dalam akan keberadaan air susu ibu (ASI) yang sejatinya paling praktis, ekonomis dan substantif.

Pemandangan biasa, ketika masuk di mini market. Berderet-deret rapi kemasan susu formula beraneka ragam merek. Banyak juga kaleng susu yang diborgol, takut digasak pengunjung usil karena harganya yang tidak murah. Mahal identik dengan jaminan mutu dan gengsi. Dan itu tak pernah sepi peminat, selalu ludes tandas masuk ke perut balita-balita negeri ini yang ingin sehat dan pintar.

Sosialisasi keungggulan ASI semakin terpinggirkan, sunyi dalam keterbatasan. Buku inspiratif  "Catatan Ayah ASI, Kami Bukan Ahli Cuma Mau Berbagi" urgen untuk disebarkan seluas-luasnya. Sangat mendesak divisualisasikan sebagai counter, usaha penyeimbang akan perang persepsi dengan pemodal susu formula. Yang sebagai produsen, terlalu berfikir laba besar saja dengan melupakan sisi sosial responsibility-nya.

Pro ASI, kampanye ASI. Menyentuh hati terus menerus, menyadarkan bahwa tidak memberi ASI termasuk mengingkari hak asasi dari sang bayi, buah hati kita. ASI merupakan makanan alamiah yang baik, praktis, ekonomis, steril, mudah dicerna. Memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.

Siapa anak ASI tunjuk tangan

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun