Kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Indonesia telah berakhir. Setelah menyempatkan diri melihat candi Borobudur dan meninjau Akademi Militer di Magelang, ia pun melanjutkan lawatan ke Singapura. Kunjungan ini singkat, tapi bermakna.Â
Meskipun masyarakat Indonesia lebih tertarik gosip tentang ibu negara Prancis, Brigitte Macron, tak dapat diabaikan hubungan bilateral antara Indonesia dan Prancis semakin erat. Hal itu dibuktikan dengan disepakatinya kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan.Â
Indonesia sudah lama menjalin kerjasama di bidang pertahanan dan keamanan. Pada tahun 2021, Presiden Prabowo yang sedang menjabat sebagai Menteri Pertahanan pada era kepemimpinan Presiden Jokowi, datang ke Paris atas undangan Menteri Pertahanan Prancis.Â
Sebagaimana diketahui, Prancis adalah negara yang memproduksi persenjataan dan pesawat tempur. Presiden Prabowo telah menekankan bahwa Indonesia perlu memodernisasi alutsista yang ada pada TNI. Lebih jauh, Prabowo berharap akan terjadi "joint production" dan alih teknologi.Â
Namun kali ini, kerja sama juga mencakup pelatihan di bidang militer. Di Akademi Militer Magelang terdapat fasilitas pendidikan bahasa Prancis untuk perwira muda. Macron sempat menguji kefasihan bahasa Prancis salah seorang perwira. Orang Prancis bangga jika ada warga negara lain yang pandai berbicara bahasa Prancis.Â
Selain itu, Prancis juga menanamkan investasinya di Indonesia. Investasi tersebut dalam bidang konstruksi, industri mesin dan elektronik, properti, pariwisata hingga industri makanan. Tak dapat dipungkiri bahwa Indonesia masih defisit dibandingkan dengan Prancis dalam kerjasama sebelumnya. Karena itu, kunjungan Macron ke Borobudur diharapkan akan meningkatkan jumlah wisatawan Prancis ke Indonesia.
Politik duniaÂ
Ada agenda terselubung dalam kunjungan Macron ke Indonesia. Selain untuk meningkatkan hubungan bilateral, juga membicarakan politik internasional. Dalam hal ini khususnya tentang Israel dan Palestina.Â
Prancis adalah salah satu negara yang menyatakan akan mengakui negara  Palestina pada bulan Juni mendatang. Di sisi lain, Prancis juga tetap mengakui Israel sebagai negara. Prancis cenderung mendukung eksistensi dua negara ini hidup berdampingan.Â
Maka dalam kunjungannya ke Indonesia, Macron membujuk Indonesia agar menyetujui dan mengakui keberadaan Israel. Prancis tahu bahwa Indonesia adalah negara yang paling mendukung Palestina. Apalagi penduduk Indonesia sebagian besar beragama Islam. Pengakuan Indonesia akan berpengaruh terhadap negara-negara muslim lainnya.Â