Presiden Prancis Emmanuel Macron beserta istrinya, Brigitte sedang berada di Indonesia. Ramai media memberitakan kedatangan mereka, terutama setelah peristiwa sang istri menoyor suaminya di pesawat.Â
Peristiwa tersebut memberikan stigma negatif bagi pasangan tersebut. Meskipun sudah diklarifikasi bahwa mereka sedang bercanda, tidak begitu halnya dengan netizen yang langsung menghujat Brigitte. Ibu negara Prancis itu dikecam sebagai istri yang kurang adab, hingga soal fisiknya yang dianggap sudah "nenek-nenek".Â
Namun kalau kita lebih jauh melihat ke belakang, bisa jadi Brigitte adalah kunci sukses Macron di gelanggang politik. Sejak menikah dengan Brigitte, karir Macron melesat, menjadi Menteri Ekonomi Prancis tahun 2014, lalu menjadi presiden Prancis pada tahun 2017.Â
Pasangan beda usiaÂ
Hal yang paling menyolok adalah perbedaan usia sekitar 25 tahun antara Macron dengan Brigitte. Mereka saling mengenal di sekolah. Saat itu Macron baru berusia 15 tahun ketika Brigitte menjadi guru SMA berusia 39 tahun.Â
Tentu pada saat itu Brigitte masih dalam puncak kecantikan sehingga Macron yang mengalami pubertas jatuh cinta kepadanya. Padahal Brigitte mempunyai suami dan tiga orang anak. Usia anak kedua, sama dengan usia Macron.Â
Ada kemungkinan Brigitte adalah cinta pertama Macron. Pria muda tersebut menjadi bucin (budak cinta) kepada gurunya sendiri. Macron nekad mendekati Brigitte yang masih berstatus istri orang lain. Ada pula yang menganggap Macron mengidap Oedipus Complex yang menyukai pasangan yang jauh lebih tua, setua ibunya.Â
Kisah asmara mereka mendapat tentangan dari keluarga Macron, tapi mereka bergeming. Hingga akhirnya Brigitte bercerai dengan suaminya dan Macron bisa menikah dengan wanita pujaannya.Â
Namun sebenarnya, kasus pasangan beda jauh usia sudah biasa terjadi di negara-negara Barat. Mereka tak terlalu memedulikan perbedaan usia, agama, atau fisik. Kalau dirasa sudah cocok dengan seseorang, maka mereka akan menjadi pasangan yang harmonis.Â
Karir politik MacronÂ