Dalam beberapa hari ini, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump melakukan lawatan di Timur Tengah. Di Qatar, ia disambut gembira, bahkan mendapat hadiah sebuah pesawat dari Emir Qatar, Tamim bin Hamad Al Tsani. Â Kemudian di Arab Saudi Trump disambut oleh Pangeran Muhammed bin Salman. Mereka membicarakan masa depan Suriah.
 Setelah itu, Trump melanjutkan perjalanan ke  Uni Emirat Arab, ia mendapat pelayanan maksimal dari pemimpin negara tersebut, Syekh Muhammed bin Zayed Al Nahyan. Agenda mereka juga membicarakan kawasan Timur Tengah.Â
Mengapa Trump mengunjungi negara-negara di kawasan Timur Tengah? Tentu tidak lepas dari tujuan ekonomi dan politik. Amerika Serikat menggenggam kawasan Arab Saudi dengan kuat. Kawasan ini adalah penghasil minyak dan gas yang dibutuhkan Amerika Serikat, sekaligus tempat pemasaran pesawat dan persenjataan. Itulah sebabnya konflik Timur Tengah tidak akan pernah selesai.Â
Masalah SuriahÂ
Trump telah mengeluarkan pernyataan bahwa Amerika Serikat membebaskan sanksi yang dijatuhkan sejak sepuluh tahun lalu. Sanksi itu terkait dengan kepemimpinan Presiden Suriah terdahulu, Bashar Al Assad. Suriah mengalami kesulitan ekonomi karena sanksi tersebut.Â
Kini Bashar Al Assad telah digulingkan oleh pemberontak yang didukung Amerika Serikat dan Israel. Kemudian diangkatlah  Ahmed Al Sharaa sebagai presiden yang berkuasa selama masa transisi. Boleh dikatakan, Al Julani tak lain adalah boneka dari Amerika Serikat. Tak heran jika sanksi tersebut lalu dicabut.Â
Perlu diketahui, di Suriah terdapat saluran gas bumi yang mengalir hingga Eropa. Dahulu, Suriah di bawah jajahan Prancis. Â Eropa bisa mendapatkan pasokan gas bumi dengan mudah dan murah. Sedangkan di bawah kepemimpinan Bashar Al Assad, aliran gas ke Eropa terganggu. Bashar Al Assad lebih memilih menjualnya untuk Rusia.Â
Sekarang Amerika Serikat dan Israel leluasa menggunakan gas bumi untuk kepentingan mereka. Israel malah telah mencaplok sebagian wilayah Suriah di mana pasukannya ditempatkan. Segala rencana untuk Suriah telah disiapkan saat pembicaraan dengan Arab Saudi yang juga menyetujui hal itu.Â
Masalah IsraelÂ
Di samping mengakui negara Palestina, Trump tetap berusaha agar negara-negara lain mengakui Israel. Ia melakukan lobi, pendekatan terhadap pemimpin-pemimpin Timur Tengah agar tidak memusuhi Israel. Bahkan mereka didorong tetap melakukan transaksi dengan negara tersebut.Â