Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Romantisme Dalam Temaram Lumbung Mataram

12 Maret 2023   10:27 Diperbarui: 12 Maret 2023   13:42 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gapura kecil (dok.wahyusapta)

Kapan kita merasa romantis? Ternyata tidak hanya di waktu turun hujan. Bukan pula ketika bersama pasangan. Romantis bisa muncul karena suasana di sekeliling kita.

Begitu pula yang saya rasakan ketika memasuki area Kopi Lumbung Mataram bersama teman-teman Clickompasiana dalam event Click Goes to Jogja.  Sejak langkah pertama, suasana romantis menyergap dari temaramnya senja yang bergulir di antara dedaunan. 

Yup, Kopi Lumbung Mataram adalah kafe dan resto yang menyajikan romantisme selain makanan dan minuman. Dengan luas sekitar satu hektar, Kopi Lumbung Mataram berhasil menciptakan suasana yang romantis untuk setiap orang.

Kopi Lumbung Mataram termasuk hidden gem, karena letaknya yang tersembunyi di antara pemukiman penduduk di Purbayan, Kotagede, Yogyakarta. Bagi yang belum pernah ke sini, mereka ragu karena jalan menuju ke tempat ini agak kecil dan berbelok-belok. Tapi sejatinya tempat ini ada sejak zaman kerajaan Mataram berdiri.

Sebuah rumah kuno yang telah ada sejak tahun 1750 menjadi basis dari Kopi Lumbung Mataram. Rumah ini dikelilingi oleh kebun yang luas dan pepohonan besar yang rindang. Sebagian dari halaman kebun disulap menjadi spot untuk makan dan minum.

Setelah melewati tulisan Kopi Lumbung Mataram, kita tengok ke kiri ada bangunan Limasan yang terbuat dari kayu. Begitu juga perangkat meja dan kursi yang antik. Saya yakin perabotan tersebut usianya puluhan tahun. 

Ke sebelah kanan ada beberapa ayunan untuk bermain, di belakangnya ada kandang Kebo (kerbau) yang juga dijadikan tempat untuk santai makan dan minum, lengkap dengan meja dan kursi. Jangan kuatir, kerbaunya sudah lama tidak ada. Kandang ini bersih dan nyaman digunakan. Kesannya unik, minum kopi dalam kandang kerbau yang dinaungi pohon besar.

Lanjut lagi melangkah, di sebelah kiri ada pos gardu tinggi terbuat dari kayu. Di bawahnya terdapat seluncuran untuk anak-anak. Sedangkan di sebelah kanan ada pendopo dengan alas tikar bagi yang ingin makan lesehan.

Lebih jauh ke sebelah kiri ada deretan bangku di area terbuka. Di sini tentu saja berhembus angin semilir yang dapat meninabobokan kita. Tetapi bisa juga menjadi tempat pertemuan sekelompok orang. 

Gapura kecil (dok.wahyusapta)
Gapura kecil (dok.wahyusapta)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun