Dan sebaiknya, Raisi bergerak cepat agar kasus ini segera selesai. Jika keadilan ditegakkan, maka kerusuhan bisa diredam. Meskipun setelah itu, pihak-pihak yang ingin membuat instabilitas di Iran mencari cara baru.Â
Beberapa langkah yang bisa dilakukan pemerintah Iran:
Kasus kematian Mahsa Amini tidak lagi menjadi urusan dalam negeri. Kasus ini sudah digoreng menjadi masalah internasional dengan mengaitkan pada Hak Asasi Manusia. Ini adalah dagangan negara-negara Barat.Â
Maka mau tak mau, Ebrahim Raisi sebagai pemimpin pemerintahan harus melakukan beberapa perubahan. Tentu saja perubahan ini tidak merugikan Iran, tetapi menyelamatkan Iran dari kepungan kepentingan negara adidaya. Antara lain:
1. Menertibkan keberadaan polisi moral
Sebagai seorang ulama seharusnya Raisi tahu bahwa moral seseorang tidak identik dengan pakaian. Moral tercermin dalam tingkah laku, yaitu akhlak yang terpuji sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW. Â Pakaian, apalagi jilbab, bukan patokan moral.Â
Maka tugas polisi moral idealnya tidak menangkap perempuan yang berpakaian terbuka, tapi menangkap orang-orang jahat yang meresahkan masyarakat. Â Orang yang bertingkah laku buruk bisa laki-laki atau perempuan.Â
2. Meninjau kembali peraturan mengenai pakaian perempuan
Mungkin Ebrahim Raisi bisa meniru apa yang dilakukan oleh putra mahkota kerajaan Arab Saudi, Mohammad bin Salman, meski tidak perlu menjadi liberal. Â Mohammad bin Salman telah melakukan reformasi dengan memberi kebebasan pada perempuan.
Di Arab Saudi, perempuan tidak lagi wajib menggunakan pakaian yang sangat rapat. Bahkan sekarang kaum perempuan boleh menyetir mobil, menonton film dan konser musik.Â
Di sisi lain, sang putra mahkota tidak segan menangkap orang-orang yang menentangnya. Setiap orang yang terindikasi hendak memberontak pasti dijebloskan ke penjara.Â