Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mahsa Amini dan Politik Pembusukan Iran dari Dalam (Bagian Kedua)

3 Oktober 2022   20:54 Diperbarui: 3 Oktober 2022   20:54 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahsa Amini (dok.reuter)

Dan sebaiknya, Raisi bergerak cepat agar kasus ini segera selesai. Jika keadilan ditegakkan, maka kerusuhan bisa diredam. Meskipun setelah itu, pihak-pihak yang ingin membuat instabilitas di Iran mencari cara baru. 

Beberapa langkah yang bisa dilakukan pemerintah Iran:

Kasus kematian Mahsa Amini tidak lagi menjadi urusan dalam negeri. Kasus ini sudah digoreng menjadi masalah internasional dengan mengaitkan pada Hak Asasi Manusia. Ini adalah dagangan negara-negara Barat. 

Maka mau tak mau, Ebrahim Raisi sebagai pemimpin pemerintahan harus melakukan beberapa perubahan. Tentu saja perubahan ini tidak merugikan Iran, tetapi menyelamatkan Iran dari kepungan kepentingan negara adidaya. Antara lain:

1. Menertibkan keberadaan polisi moral

Sebagai seorang ulama seharusnya Raisi tahu bahwa moral seseorang tidak identik dengan pakaian. Moral tercermin dalam tingkah laku, yaitu akhlak yang terpuji sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW.  Pakaian, apalagi jilbab, bukan patokan moral. 

Maka tugas polisi moral idealnya tidak menangkap perempuan yang berpakaian terbuka, tapi menangkap orang-orang jahat yang meresahkan masyarakat.  Orang yang bertingkah laku buruk bisa laki-laki atau perempuan. 

2. Meninjau kembali peraturan mengenai pakaian perempuan

Mungkin Ebrahim Raisi bisa meniru apa yang dilakukan oleh putra mahkota kerajaan Arab Saudi, Mohammad bin Salman, meski tidak perlu menjadi liberal.  Mohammad bin Salman telah melakukan reformasi dengan memberi kebebasan pada perempuan.

Di Arab Saudi, perempuan tidak lagi wajib menggunakan pakaian yang sangat rapat. Bahkan sekarang kaum perempuan boleh menyetir mobil, menonton film dan konser musik. 

Di sisi lain, sang putra mahkota tidak segan menangkap orang-orang yang menentangnya. Setiap orang yang terindikasi hendak memberontak pasti dijebloskan ke penjara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun