Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Seraut Wajah Tampan di Kaca Jendela

3 November 2021   20:29 Diperbarui: 3 November 2021   21:15 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (dok.piqsels.com)

Ini kisah nyata yang saya alami ketika orangtua masih hidup. Rumah kami di Depok, memiliki lima kamar di bawah dan dua kamar di lantai atas paviliun. Kamar yang paling kecil di bawah, berada di bagian belakang.

 Kamar tersebut memiliki jendela kaca tanpa penutup atau gorden, karena di baliknya adalah tangga dan tempat mencuci piring. Di bawah tangga terdapat kamar mandi kecil, cadangan jika yang dua sedang terpakai.

Kadangkala kamar itu kosong, tidak ada yang tidur di sana. Ada lemari serbaguna yang menyimpan barang-barang lama. Selain itu hanya dipan kayu jati yang sudah kuno.

Pada suatu malam, saya bermaksud mengambil sesuatu dari lemari di kamar tersebut. Saya pun menyalakan lampu, yang posisi tombol dekat pintu. Baru saja saya akan melangkah ke lemari, tanpa sadar saya melihat kaca jendela.

Betapa terkejutnya saya melihat seraut wajah tampan dengan hidung mancung di kaca jendela. Kaca jendela itu agak gelap, karena ruangan tempat mencuci piring dan tangga, lampunya dalam keadaan mati.

Lalu, karena terkejut, saya tidak jadi mengambil barang di lemari. Dengan jantung berdegup, saya mundur dari pintu. Setelah menenangkan diri, saya kembali membuka pintu dan melihat ke jendela.

Ternyata wajah itu sudah lenyap, tidak ada sama sekali. Dalam hati bertanya-tanya, apakah saya salah lihat. Tapi tidak mungkin karena saya dalam keadaan sadar sepenuhnya. 

Karena penasaran, saya ke belakang untuk mengetahui. Untuk menuju ruang mencuci piring, harus melewati dapur yang juga dalam keadaan gelap. Saya harus menyalakan lampu terlebih dahulu.

Dari dapur, ada pintu yang menuju ruang cuci piring itu. Kemudian saya membuka pintu dan menyalakan lampu lainnya. Tidak ada siapapun di sana. Ya, memang tak mungkin ada orang lain karena semua terkunci. Hanya satu kemungkinan, wajah tampan tadi adalah sosok jin yang ikut berada di rumah. 

Akhirnya saya kembali mematikan lampu-lampu dan mengunci pintu. Setelah itu mengambil benda yang saya butuhkan dari lemari di kamar.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun