Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Hanya Euforia Pergi ke Mekah

17 Oktober 2021   20:00 Diperbarui: 17 Oktober 2021   20:03 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas mencopot tanda pembatasan di Masjidil Haram (dok.@haramainsyarafain)

Saya rasa, yang paling bergembira dengan dibukanya kembali tanah suci untuk ibadah umrah adalah orang Indonesia. Apalagi, Indonesia berpenduduk mayoritas beragama Islam dan menomorsatukan ibadah.

Satu hal yang patut kita apresiasi, bagaimana pun sulitnya perekonomian Indonesia, peminat ibadah haji dan umrah tetap sangat tinggi. Mereka menyisihkan harta agar bisa berangkat ke tanah suci.

Namun ibadah umrah kali ini jangan hanya menjadi euforia. Ibaratnya, seperti kuda lepas kandang tanpa kendali. Berlomba-lomba melaksanakan ibadah umrah karena ingin menjadi yang pertama ke tanah suci setelah pandemi reda.

Selain harus mematuhi peraturan pemerintah Indonesia untuk ke luar negeri, juga harus memperhatikan peraturan pemerintah Arab Saudi. Di sana, pemberlakuan protokol kesehatan tetap dijalankan.

Meski pembatas antar jamaah sudah disingkirkan, jamaah harus tetap menjaga diri dengan 3 M. Harus diingat bahwa jamaah yang datang bukan hanya dari Indonesia, tapi juga dari negara lain. Kita tidak tahu bagaimana kondisi jamaah yang berbeda negara.

Melaksanakan salat berjamaah di Masjidil Haram dan masjid Nabawi memang boleh merapatkan shaf. Namun sebaiknya setelah salat tidak berinteraksi secara akrab dengan jamaah lain. Kalau sudah selesai beribadah, lebih aman untuk kembali ke penginapan.

Begitu pula dengan berbelanja di pasar kurma, pasar buah dan sejenak. Kita harus berinisiatif untuk tetap menjaga diri dari kontak berlebihan dengan orang lain. Beli saja keperluan dan oleh-oleh secukupnya.

Jangan karena terburu nafsu, semua tempat mau didatangi atau mau ngobrol dengan banyak orang. Karena biasanya jamaah Indonesia agak "norak". Mentang-mentang pandemi reda lantas menjadi lengah.

Menjaga diri merupakan sunah Rasulullah. Camkan bahwa tubuh ini juga titipan dari Allah SWT yang harus dijaga. Barulah kita bisa maksimal beribadah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun