Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jelajah Dunia Meski di Rumah Saja

30 Agustus 2021   15:00 Diperbarui: 30 Agustus 2021   16:30 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya di Istanbul (dok.pri)

Di masa pandemi ini boleh dikatakan saya berada 24 jam sehari di rumah. Sepertinya saya  tidak kemana-mana. Secara fisik memang demikian, kalau pun keluar rumah, hanya ke warung untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari. Sedangkan untuk bepergian jauh, sangat sulit.

Sebagai pengguna Commuter Line, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Salah satunya adalah membawa surat sebagai pekerja yang dikeluarkan dari kantor, padahal saya penulis freelance yang tidak memiliki kantor.

Untuk saya yang senang melakukan petualangan dan traveling, ada di rumah terus menerus bisa menjadi sangat membosankan, karena saya biasa mencari inspirasi di luar. Kadang jalan-jalan ke suatu tempat, menjelajah alam terbuka atau , minum kopi di sebuah  kafe.

Masa pandemi ini membuat saya harus melakukan perubahan terhadap kebiasaan ini. Saya harus menciptakan suasana yang menyenangkan dan kondusif untuk berkarya dari rumah.

Maka, saya mempunyai persediaan kopi berbagai jenis di rumah agar tidak perlu pergi ke kafe. Tetapi untuk melampiaskan hasrat petualangan, hanya bisa terjadi dengan internet tercepat dan stabil.  Saya mendapatkan kabar mancanegara dari kekuatan jaringan dari IndiHome. Saya pun terhubung dengan teman-teman yang berada di luar negeri.

Sebagai penulis yang peduli terhadap masalah Timur Tengah, saya memantau perkembangan politik dan kondisi di wilayah itu melalui berita-berita yang disiarkan langsung oleh kantor berita asing. Misalnya, AFP, Reuters, BBC, CNN, Al Jazeera, Middle East Monitor, USA Today, dan lain-lain Saya selalu cross-check berita-berita itu agar tidak salah mengambil data dan informasi. Analisa saya berdasarkan data dan fakta yang sesungguhnya terjadi di tempat peristiwa.

Selain itu, saya juga mendapatkan kabar dari teman-teman jurnalis independen di seluruh dunia. Sehingga, apa yang saya dapatkan tidak berasal dari satu sisi atau satu pihal saja. Ini sangat penting untuk obyektivitas artikel yang saya tulis. Sedapat mungkin saya bersikap obyektif, karena begitulah idealnya seorang penulis.

Namun di saat lain, ketika tidak sedang membuat artikel, saya bisa mengunjungi tempat-tempat yang menarik secara virtual. Ada beberapa content creator internasional yang saya ikuti karena petualangan-petualangannya, seperti Nash Daily dan Drew Binsky, yang telah menjelajah ke ratusan negara. 

Kebetulan saya pernah bertemu Drew Binsky ketika dia berkunjung ke Jakarta tiga tahun yang lalu. Dia selalu mengangkat budaya dari suatu negara, mengedepankan sisi positif dari negara tersebut. Drew Binsky sangat mencintai perdamaian dan sedih jika terjadi perang atau konflik pada negara yang pernah dikunjunginya.

Negara yang paling akrab dan sudah saya anggap sebagai negeri kedua bagi saya adalah Turki karena saya pernah tinggal di sini. Negeri yang sarat dengan sejarah kejayaan Islam di masa lalu ini adalah negara yang paling sering saya kunjungi. 

Tetapi karena pandemi, tidak bisa lagi seenaknya dating dan pergi. Banyak persyaratan yang harus dipatuhi, terutama peraturan perjalanan dari Indonesia itu sendiri.

Namun bukan berarti saya tidak bisa berhubungan dengan kerabat di Turki. Silaturahmi tetap jalan terus, komunikasi hampir setiap hari. Hal itu hanya terjadi jika menggunakan jaringan yang kuat seperti IndiHome. Ibaratnya, ketika sedang berkomunikasi dengan mereka, saya merasa juga berada di sana. 

Istanbul bukan hanya dengan di hati, tetapi juga dekat di mata. Beberapa teman ada yang senang menggunakan video messenger untuk melakukan video call. Bahkan ada juga yang melalui instagram. Semua aplikasi bisa dipakai asalkan jaringan internetnya kuat.

Kegiatan lain adalah rapat organisasi, webinar dan semacamnya. Biasanya kami memanfaatkan aplikasi Zoom, baik dari telepon genggam mapun laptop. 

Aplikasi ini memungkinkan ratusan orang bertemu dalam satu event. Salah satu grup literasi yang saya pimpin, membuat event bedah buku sebulan sekali. Pesertanya adalah para penulis yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, senang sekali melihat antusias mereka.

Untuk melakukan pertemuan denga  Zoom, memang mau tidak mau harus mempunyai jaringan internet yang paling kuat. Kalau tidak, kita akan terpental sendiri, keluar dari pertemuan tersebut. Jika tidak stabil, suara menjadi putus-putus, gambar timbul tenggelam, atau bahkan hanya berputar-putar saja. Kalau demikian, hanya membuat malu dan stress. Karena itu sangat penting untuk memiliki jaringan internet yang kuat.

Dalam dua bulan terakhir ini, keluarga saya menggunakan Zoom untuk tahlilan secara virtual. Ya, kami memang sedang mendapatkan cobaan yang cukup berat. Terakhir adalah kakak ipar yang meninggal dunia karena Covid 19. Supaya aman, maka acara tahlilan dan doa bersama diselenggarakan secara virtual. Alhamdulillah, semuanya lancar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun