Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Duh, Thanos Menjentikkan Jari

29 Juli 2021   09:12 Diperbarui: 29 Juli 2021   09:56 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Thanos (dok.greenscene)

Thanos cemberut sepanjang hari. Untung planet yang ditempatinya gelap gulita, tak ada cahaya. Sehingga wajahnya yang buruk dan menyeramkan tidak terlihat oleh siapapun. Lagipula tak ada satupun dari The Avengers yang mengetahui tempat tersebut.

Planet itu dekat dengan bumi, kembaran dari bulan yang belum diketahui manusia. Planet gersang dan tidak menarik. Hanya Thanos yang sanggup hidup di sana.

Kerja Thanos sepanjang hari adalah menonton apa yang terjadi di bumi. Ia memperhatikan  kelompok-kelompok manusia dengan segala tingkahnya. Dan Thanos semakin muak.

"Dasar manusia tidak tahu diri. Diberi tempat yang enak malah dirusak. Alam yang hijau dibabat. Mereka saling berkelahi, membunuh satu sama lain," gerutu Thanos.

Thanos tak habis pikir mengapa Tuhan menciptakan manusia yang tidak pandai bersyukur. Mereka lebih banyak mengeluh tanpa berbuat apapun untuk memperbaiki keadaan.

Dia melihat hanya sedikit kelompok yang baik, menjaga bumi dan mengasihi sesama. Sebagian besar justru manusia-manusia yang tidak punya akhlak. Demi ego mereka, menghalalkan segala cara.

"Manusia-manusia brengsek itu tak pantas dibiarkan hidup di dunia. Lebih baik mereka dibinasakan," pikir Thanos.

Lantas dia pun merancang suatu ide agar populasi manusia dikurangi. Thanos yakin penduduk bumi cukup seperempat dari jumlah sekarang, agar bumi kembali pulih seperti zaman dahulu.

"Kalau bumi sudah indah dan tenang, aku juga bisa tinggal di sana," gumam Thanos.

Tapi Thanos tahu tak boleh ada yang mencium rencananya. Tidak juga manusia-manusia super dan peranakan dewa yang tergabung dalam the Avengers. Ia menilai, mereka gagal menjaga bumi dari keserakahan manusia lainnya.

Ah, tetiba Thanos mendapat ide bagus. Ia bisa menciptakan makhluk nano yang sangat mematikan. Dengan begitu manusia cepat binasa. 

Maka Thanos utak-atik di laboratorium pribadinya. Dia menyilang berbagai macam virus agar bisa mendapatkan varian baru yang super, dapat membunuh manusia dalam waktu singkat.

Beberapa saat kemudian, Thanos tersenyum puas. Ia telah berhasil. Dengan sebotol virus yang siap dilempar ke bumi. Makhluk itu akan menyebar dan berkembang biak dengan pesat.

"Aku namakan kalian Corona. Virus super yang dapat menghabisi populasi manusia.  Biar mereka tahu rasa, nyawa tidak lagi ada harganya".

Sebotol virus ada di hadapannya. Lalu Thanos menjentikkan jari yang dihiasi lima cincin berkekuatan dewa. Duh, botol itu dalam hitungan detik melayang ke bumi. Virus super itu langsung menyebar sebelum the Avengers mengetahuinya.

Benar saja, virus Corona itu menjadi wabah yang mematikan bagi manusia. Ribuan orang mati dalam waktu singkat. Mereka tak berdaya, hanya bisa menangis meratapi nasibnya.

Manusia menyebutnya sebagai pandemi Covid 19. Apapun namanya, Thanos tak peduli, yang penting tujuannya tercapai. Membasmi manusia hingga berkurang terus menerus.

Thanos pun tertawa terbahak-bahak," Manusia, kalian memang terlalu jumawa. Bumi bukan milik kalian, cuma sekedar titipan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun