Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ayam Goreng untuk Nana

25 Juli 2021   16:54 Diperbarui: 25 Juli 2021   16:56 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ayam goreng (dok.detikfood)

Hati Sani teriris mendengar percakapan tersebut. Ya Allah, kasihan anak itu. Rupanya sang ayah meninggal dunia karena Covid 19. 

Sani tidak jadi pulang. Ia berbalik menuju jalan raya, mencari penjual ayam goreng terdekat. Dia lalu membeli beberapa potongan ayam goreng sekaligus. Sebelum menerima bungkusan, tak lupa Sani memoles tangannya dengan hand sanitizer.

Perlahan Sani mengetuk pintu rumah kontrakan petak tadi sambil mengucapkan salam.  Seorang ibu muda dengan daster lusuh membuka pintu dengan wajah heran. Anaknya, seorang gadis kecil, bersembunyi di belakang ibunya. Ibu muda itu merasa tidak mengenal perempuan yang memakai masker ganda di hadapannya.

"Waalaikumsalam. Ibu siapa ya? Ada apa?" Tanya dia bingung.

"Maaf Bu, tadi saya dengar putri ibu ingin makan ayam goreng. Kebetulan saya sudah membelinya. Ini buat Nana, putri ibu," jawab Sani ramah.

Wajah ibu muda itu berubah takjub. Tak menyangka ada orang yang berbaik hati membelikan ayam goreng untuk anaknya.

"Oh iya Bu. Aduh, terima kasih sekali, sahutnya gembira. Ia menarik tangan putrinya.

"Na, ini dibelikan ayam goreng".

Si gadis kecil menerima bungkusan ayam goreng dengan binar-binar di matanya. "Terima kasih, Bu. Nana bisa makan enak."

Sani tersenyum,"Yang sabar ya Bu. Cobaan hidup ini memang berat. Semoga Allah SWT melindungi kalian berdua."

"Terima kasih atas kebaikan ibu," kata ibu muda itu terharu.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun