Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hujan Air Mata Jelang Idul Adha

24 Juli 2021   10:15 Diperbarui: 24 Juli 2021   10:33 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemakaman kakak ipar (dok.pri)

Saya terpapar Covid 19, itu yang saya beritahukan kepada teman-teman. Tetapi mengapa dan bagaimana belum saya ceritakan karena pergulatan dengan virus ini menguras energi. Sesungguhnya cerita di balik itu jauh lebih menyedihkan.

Sabtu 10 Juli 2021 saya bertandang ke rumah kakak yang meninggal dunia pada bulan Maret lalu. Di rumah, ada kakak ipar, ketiga keponakan dan satu menantu. Saya ke sini karena mau membuat video tentang mobil untuk keperluan konten.

Kakak ipar terlihat sedang batuk-batuk, wajahnya sangat pucat. Saya sudah merasa curiga, tapi disimpan dalam hati. Dia hanya minum obat batuk biasa dan mixagrip. 

Saya fokus membuat video dibantu oleh keponakan laki-laki, yaitu anak tertua kakak. Setelah itu ngobrol dengan anak-anak yang perempuan. Saya hanya berada di sana sekitar tiga jam.

Senin malam saya mulai demam dan batuk, tapi saya belum minum obat. Selasa sakitnya bertambah dengan kepala pusing dan tenggorokan sakit. Tubuh juga terasa  ngilu.

Sorenya, grup WhatsApp keluarga mengabarkan bahwa kakak ipar dan anak-anaknya positif Covid 19. Mereka menjalani SWAB yang dilakukan oleh RW setempat. Saya langsung tahu, bahwa saya pasti juga terpapar virus tersebut dari mereka.

Hari Rabu demam semakin tinggi, kepala seperti ditusuk-tusuk jarum, leher seperti mau patah, ngilu di pundak dan punggung. Nafsu makan pun hilang. Saya hanya minum mixagrip untuk mengurangi sakit.

Kamis pagi saya ke RS terdekat untuk SWAB, memastikan keadaan yang saya alami. Benar saja, saya positif Covid 19.  Saya lalu mengabarkan pada keluarga.  Di sisi lain, saya langsung membeli vitamin dan buah-buahan untuk meningkatkan imunitas tubuh.

Hari Jumat sore penciuman hilang, tapi indra perasa tetap ada. Demam, sakit kepala, tenggorokan berlangsung terus. Keponakan-keponakan mengirimkan dukungan, termasuk asupan yang saya butuhkan. Makanan diantar oleh kakak terdekat.

Saya berusaha mencari informasi mengenai cara mendapatkan obat gratis dari pemerintah. Salah seorang keponakan berhasil menghubungi satgas Covid 19 dan memberitahukan keadaan saya 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun