Pola permainan politik Moeldoko semakin jelas setelah dia melempar 'bola panas'. Ia dan jajaran pengurus Demokrat versi KLB akan mendaftarkan diri ke kemenkumham. Skenario yang sudah diulas dalam artikel saya sebelum ini.
Saya tekankan pada kemungkinan kedua, yang menjadi kemungkinan terbesar. Gonjang-ganjing partai Demokrat adalah hasil kolaborasi antara pemerintah bersama partai pendukung terbesarnya. Hal itu akan terlihat ketika Demokrat versi KLB mendaftar sebagai partai ke kemenkumham.
Nah, keterlibatan pemerintah dan partai terbesar pendukungnya di titik ini, pada kemenkumham. Jika kepengurusan partai Demokrat versi KLB disahkan, maka memang ini sudah menjadi rencana mereka untuk mengerdilkan Demokrat versi SBY.
SBY digebuk. Tak usah heran  mengapa begitu. Ada banyak alasan untuk itu. Terutama terkait  perseteruannya dengan Megawati Soekarnoputri sejak dia menjadi presiden.
Beberapa hal ini catatan 'hitam' SBY:
1. SBY mbalelo ketika menjadi menteri di bawah kepemimpinan presiden Megawati Soekarnoputri. Sikap SBY sangat menyinggung hati presiden itu.
Saking kisruhnya perselisihan antara SBY dengan Megawati, sampai almarhum suaminya turut campur. SBY dianggap berkhianat. Sakitnya tuh di sini.
2. Pada pemilu berikutnya, 2004 SBY membentuk partai baru untuk kendaraan, yaitu Demokrat. Pada saat itu SBY berhasil meraih simpati  rakyat karena 'nasibnya' yang dikuyo-kuyo.Â
Selain itu, SBY juga berhasil merangkul para jenderal senior untuk mendukung pencalonannya sebagai presiden. Ibarat perang, SBY sangat totalitas.
Kemenangan SBY sebagai presiden membuat Megawati sangat geram. Keinginan untuk mengalahkan SBY tersimpan sebagai dendam kesumat yang harus dilampiaskan. Jokowi adalah sebuah jalan bagi pembalasannya.
3. SBY menyiapkan dinasti lebih cepat daripada Megawati. Kalau Mega fokus agar Puan menjadi Menko dan ketua DPR, maka SBY justru menjadikan AHY sebagai ketua partai.