Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Hotel Reviewer, Hobi atau Profesi?

25 Februari 2021   10:16 Diperbarui: 25 Februari 2021   11:57 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya di sebuah villa (dok.pri)

Belakangan ini semakin banyak orang yang melakukan staycation di sebuah hotel dan memberikan review tentang hotel tersebut di media sosial, utamanya instagram. Pada masa pandemi ini staycation di hotel menjadi pilihan karena keterbatasan untuk jalan-jalan atau berwisata. Alasannya, untuk menghindari kerumunan.

Memang secara logika, hotel lebih aman dari tempat wisata. Semua hotel telah menerapkan protokol kesehatan. Dimulai dari sebelum memasuki pintu, cek suhu dan cuci tangan dengan hand sanitizer yang disediakan pihak hotel. Kebersihan pun lebih terjamin, pagi dan sore ada petugasnya.

Di balik maraknya orang yang me-review hotel, terbersit pertanyaan apakah itu hanya sekedar hobi atau profesi yang mencuat di tengah pandemi? Kalau hobi, tentu ini membutuhkan modal keuangan yang cukup besar. Hanya orang kaya saja yang bisa melakukannya.

Saya sendiri sudah mulai me-review hotel pada tahun 2019, justru sebelum pandemi melanda dunia. Itupun karena diajak teman yang lebih fokus pada hotel. Hal ini saya lakukan sebagai selingan. Tetapi saya tetap lebih menyukai petualangan di alam terbuka.

Sependek yang saya ketahui, hotel reviewer dilakukan oleh influencer, yaitu orang yang memiliki banyak pengikut di media sosial. Hotel bekerjasama dengan reviewer untuk mempromosikan keunggulan tempat tersebut. Apalagi tingkat okupasi sangat rendah di masa pandemi.

Apakah influencer dibayar? Bisa ya bisa tidak. Begini yang sebenarnya, influencer yang mendapat bayaran adalah mereka yang memiliki pengikut di atas 50.000 orang atau yang sudah terverifikasi centang biru. Mereka bisa bernegosiasi soal rate yang harus dibayarkan.

Sedangkan untuk influencer pas-pasan seperti saya, yang masih di bawah jumlah itu, tidak mendapat bayaran. Lalu apa benefit yang didapat dari hotel tersebut?

Ini rahasianya, sistem barter berlaku di sini. Influencer mendapatkan kamar menginap dengan gratis. Paling bagus, diberikan juga makan pagi, siang dan malam. Untuk itu influencer meng-eksplor seluruh hotel dan membagikannya di media sosial. Misalnya di feed dan story instagram selama beberapa hari atau beberapa kali tayang.

Jangan tanya soal ongkos perjalanan. Itu ditanggung sendiri oleh kami. Jadi, influencer kelas rendah seperti saya perlu keluar modal untuk ongkos kendaraan. Yah, karena itu reviewer hotel belum bisa dijadikan profesi sepenuhnya.

Sebagian besar reviewer hotel memiliki pekerjaan tetap untuk menghidupi keluarga. Kalau tidak, mereka tak akan bertahan. Sejauh ini, staycation di hotel masih sebatas bersenang-senang. Bahkan di sela-sela staycation saya masih senang menjelajah alam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun