Presiden Mesir, Jenderal Al Sisi sudah lebih dari lima tahun berkuasa setelah menggulingkan presiden terpilih Mohammed Morsi. Kudeta yang dilakukan Al Sisi dengan hanya memberi kesempatan setahun bagi pemerintahan Morsi.
Sebagai pimpinan militer dan mantan menteri pertahanan, maka Al Sisi tahu betul bagaimana cara mempertahankan kekuasaan. Ia tidak membiarkan sedikit pun ada celah untuk menjatuhkan dirinya.
Selain itu, Al Sisi juga belajar dari kelemahan Mohammed Morsi. Ia menggenggam erat Kekuatan militer sehingga tidak bisa digunakan oleh oleh orang lain atau pihak lawan.
Militer menjadi landasan bagi Al Sisi untuk membangun "kerajaan" yang kokoh. Semua yang setia kepadanya pasti mendapat balasan yang setimpal, minimal dengan jabatan dan gaji yang memadai.
Namun ada lima cara yang diterapkan Al Sisi untuk mempertahankan kekuasaan, antara lain:
1. Menempatkan keluarga pada jabatan yang strategis, baik itu di bidang pertahanan maupun ekonomi. Boleh dikatakan ini adalah nepotisme yang luar biasa.
Tiga anak laki-laki menduduki jabatan strategis. Mahmoud Abdel Fattah Al Sisi adalah Deputy Director of the General Inteligence Service. Mustafa Abdel Fattah Al Sisi adalah Lieutenant Colonel of The Administrative Central Authority. Dan Hassan Abdel Fattah Al Sisi bekerja di Department of Communication of General Inteligence.
Saudara laki-laki Al Sisi yaitu Ahmed Said Al Sisi menjadi Chairman of The Board of Trusteer of The Anti Money Loundering and Anti Terorism Unit. Sedangkan iparnya, Mahmoud Hegazy sebagai Security Advisor in The Presidency's Planning and Crisis Management Unit, former Egyptian Army Chief of Staff.
Selain mereka, masih ada keponakan laki-laki, Abdurrahman Al Sisi, keponakan perempuan Hagar Ahmed Al Sisi, saudara sepupu Mohammed Al Sisi, ipar perempuan Khalid Fonde dan menantu perempuan Dela Hegazy yang juga mendapat jabatan. Semua berada di sekeliling Abdel Fattah Al Sisi.
2. Membungkam Media. Baru-baru ini, Al Sisi memerintahkan militer untuk menangkap bos media Mesir yaitu Yasser Selim. Konglomerat media ini baru saja membeli beberapa channel TV dan Media lainnya.
Yasser dianggap berbahaya dan mengancam keamanan Al Sisi. Ia diperkirakan mengetahui rahasia Al Sisi karena bos media ini juga mantan pejabat di badan intelijen Mesir.
