Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jusuf Kalla Vs ASN Pemalas

14 Agustus 2019   18:30 Diperbarui: 14 Agustus 2019   18:31 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jusuf Kalla (dok.detikcom)

Sangat menarik pernyataan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla yang sangat keberatan jika ASN (Aparatur Sipil Negara) atau PNS (Pegawai Negeri Sipil) bekerja dari rumah. Ia menilai bahwa hal itu rentan terhadap disiplin para karyawan di semua lembaga pemerintah.

Namun apa yang dikatakan oleh Wapres tidak ditanggapi secara positif oleh sebagian masyarakat. Ada kecenderungan bahwa Jusuf Kalla dipandang orang yang kolot, tidak mengikuti perkembangan zaman. Padahal apa yang diutarakan JK berdasarkan pengalaman dan penglihatannya selama ini.

Sesungguhnya yang dikuatirkan oleh Wapres sangat masuk akal. Selama puluhan tahun ia mengetahui betul kebiasaan para pegawai negeri. Ingat, dia juga pernah menjadi Wapres di masa SBY. Fakta menunjukkan bahwa di seluruh kementrian dan lembaga-lembaga pemerintah, banyak yang bekerja asal-asalan.

Mari kita tilik dari awal mulanya penyediaan pekerjaan sebagai PNS di masa lalu (zaman Orde Baru). Ini adalah proyek padat karya, yang menjadi program pemerintah dengan tujuan menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran. Terutama untuk lulusan Sekolah Menengah dan Universitas.

Dalam proyek padat karya ini, para pegawai tidak mempunyai job description yang jelas. Mereka tidak memiliki bidang  spesifik yang menjadi tugasnya sehari-hari dan apa yang harus dilakukan selama berada di kantor. Mereka hanya menerima perintah begitu saja dari atasan.

Alhasil selama ini mereka bekerja dengan santai. Kalau tidak banyak perintah dari atasan, mereka malah berkumpul, kongkow-kongkow  dan ngerumpi. Kadang di kantin atau sudut kantor. Mereka menjadi pegawai yang unproduktif, tidak berusaha ataupun memiliki prestasi.

Lebih parah kebiasaan para pegawai perempuan. Kalau tidak diperhatikan atasan, bisa diam-diam ngeluyur ke mall atau pusat perbelanjaan.  Tetapi ketika ada pengetatan absen dan sidak dari kementrian PAN, maka barulah mereka takut-takut jika hendak keluar.

Sedangkan kebiasaan pegawai laki-laki adalah berkumpul di kantin atau ke warung rokok. Di tempat itu mereka bisa ngopi-ngopi sambil merokok dan memperbincangkan segala hal.. Begitulah kelakuan para pegawai sambil menunggu jam pulang tiba. Kebiasaan buruk yang sulit diubah.

Akibat perilaku yang unproduktif, pelayanan di lembaga-lembaga pemerintah tidak pernah memuaskan. Mereka bekerja lambat sambil bersenda gurau. Padahal yang menunggu pelayanan mereka sampai mengular dan antri berjam-jam lamanya. Mereka tidak peduli dengan kelelahan orang lain.

Tindakan indispliner tersebut yang membuat Jusuf Kalla pesimis terhadap wacana PNS bekerja dari rumah. Orang yang biasa pemalas, pasti akan bertambah malas lagi karena di rumah jauh dari pengawasan dan jangkauan atasan. Potensi unproduktif semakin besar.

Jelas, Wapres JK tidak akan percaya jika mereka dibiarkan bekerja dari rumah. Apalagi suasana di rumah sangat berbeda, bisa tercampur aduk dengan urusan rumah tangga. Waktu akan tersita bukan untuk melakukan pekerjaan kantor melainkan terkorupsi oleh urusan rumah tangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun