Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Dunia Menuntut Penyelidikan terhadap Kematian Morsi

20 Juni 2019   16:35 Diperbarui: 20 Juni 2019   16:44 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Morsi (dok.akparti)

Meninggalnya mantan presiden Mesir, Mohammed Morsi menimbulkan tanda tanya bagi dunia internasional. Sebab sangat tidak lazim seseorang yang sedang menjalani persidangan tiba-tiba meninggal di tempat.

Tokoh pertama yang menyangsikan penyebab meninggalnya Morsi adalah Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Ia mengatakan kemarin bahwa Turki akan menindaklanjuti kasus Mohammed Morsi.

Mohammed Morsi tengah berjuang di lantai di ruang sidang selama 20 menit, tetapi pihak berwenang tidak melakukan intervensi. Itulah sebabnya Erdogan mengatakan Morsi tidak mati karena sebab alamiah, tetapi terbunuh.

"Kami mendesak Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk bertindak, dan melakukan apa yang perlu," kata Erdogan, seraya menambahkan bahwa ia akan mengemukakan masalah itu pada KTT G20 di Jepang yang dijadwalkan pada 28 dan 29 Juni.

Morsi dilaporkan meninggal karena serangan jantung dalam sesi pengadilan. Dia dimakamkan di Nasr City, sebelah timur Kairo, Selasa pagi dini hari.

Amnesty International dan kelompok-kelompok hak asasi manusia lainnya menyerukan penyelidikan yang adil, transparan dan komprehensif terhadap kematian Morsi dan mengajukan pertanyaan tentang perlakuannya di penjara. Tetapi pemerintah Mesir telah menolak tuduhan bahwa ia diperlakukan dengan buruk.

Pengacara Perancis menuduh Barat memiliki standar ganda. Diamnya negara-negara Barat, termasuk Prancis dan Uni Eropa, atas kematian Morsi adalah indikator yang jelas dari standar ganda, kata pengacara Prancis Gilles Devers.

Gilles Devers, seorang pengacara dan akademisi Perancis yang telah mewakili Otoritas Palestina di hadapan Mahkamah Internasional. Ia mengatakan bahwa mereka mengajukan ke PBB dan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk meluncurkan penyelidikan tentang kematian presiden pertama Mesir yang dipilih secara demokratis, Mohammed Morsi.

Berbicara kepada Anadolu Agency (AA), Devers mengkritik Prancis dan Uni Eropa karena tetap diam tentang kematian Morsi: "Perancis dan Uni Eropa mengungkapkan standar ganda mereka. Jika ini terjadi di negara lain, reaksi mereka akan berbeda. Standar ganda ini tidak dapat diterima. "

Devers mengatakan bahwa mereka telah mengajukan permohonan ke PBB dan ICC untuk penyelidikan atas kematian Morsi yang mencurigakan, dengan dukungan sembilan organisasi internasional. Mereka juga menuntut para ahli untuk melakukan pemeriksaan medis di Mesir.

Fakta memperlihatkan bahwa Morsi tidak mendapatkan perawatan medis yang diperlukan di penjara selama enam tahun, Devers menambahkan: "Kematian Morsi bukan kematian normal. Tidak ada yang bisa mengklaim sebaliknya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun