Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Financial

Emak-emak Jangan Cuma Teriak, Gunakan Teknologi untuk Atur THR

11 Mei 2019   14:08 Diperbarui: 11 Mei 2019   14:11 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
BCA mobile banking (dok.pri)

Siapa yang paling repot mengatur keuangan selama bulan Ramadan? Pastilah emak emak atau ibu rumah tangga. Bulan puasa memang perlu penanganan khusus karena kalau salah kelola keuangan, malah terjerumus ke dalam  hutang.

Masalahnya, pengeluaran bulan Ramadan justru lebih banyak dibandingkan bulan biasa. Kita harus memikirkan untuk membuat makanan yang enak dan menggugah selera agar puasa tetap semangat. Dan menu takjil adalah tambahan khusus yang hanya ada di bulan ini.

So, bagaimana emak emak harus mengatasinya? emak emak harus menerapkan manajemen keuangan yang ketat agar jatah bulanan bisa cukup selama Ramadan.Bisa jadi ada subsidi khusus dari Pak Suami, tapi biasanya tidak ada. Banyak yang harus tambal sulam demi memenuhi kebutuhan satu bulan.

Satu kenyataan bahwa emak emak menerima jatah keuangan dalam bentuk tunai. Pak suami memberikannya setelah mengambil dari Bank. Padahal gaji zaman sekarang rerata ditransfer melalui Bank. Jadi, mengapa emak emak tidak menggunakannya sekalian?

Ini dia kelemahan emak emak, yang tidak mengerti permasalahan perbankan. Mereka gaptek alias gagap teknologi. Dari zaman baheula sampai zaman sekarang masih saja banyak yang menganggap bahwa urusan perbankan itu bikin ribet. Mereka membayangkan bolak balik ke bank yang memakan waktu.

Emak emak itu hanya tahu bagaimana menerima uang gaji dari Pak Suami yang diberikan langsung. Uang itu disimpan di laci, atau bawah tumpukan pakaian. Setiap hari diambil sebagian untuk kebutuhan keluarga, baik itu belanja sayuran sampai dengan jajan anak di sekolah.

Padahal, resiko memiliki uang tunai adalah pemborosan. Kadangkala ada pengeluaran yang tidak semestinya. Misalnya, sambil menunggu anak pulang sekolah, emak emak suka tergoda jajan bakso atau mie ayam. Bahkan kadang ikut membeli barang yang dijajakan di halaman depan sekolah.

Selain itu ada resiko kehilangan uang karena jatuh atau dicopet. Banyak lho emak emak yang tergopoh gopoh membawa motor sehingga dompet dan hapenya terjatuh tanpa disadari. Emak emak ini juga sering lengah terhadap pencopet karena asyik main hape dan ngerumpi sama kaumnya.

Berbeda halnya jika uang tunai sangat terbatas, kita terpaksa menahan diri untuk membeli sesuatu yang tidak pada tempatnya. Uang pun bisa dihemat dan tidak salah sasaran. Kita hanya melakukan transaksi yang menjadi kebutuhan prioritas, seperti membayar tagihan dan lain lain.

Anti ribet

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun