Kabupaten Indramayu adalah wilayah Pantura yang termasuk provinsi Jawa Barat. Kalau dari Jakarta, posisinya sebelum Cirebon. Dahulu kala memang yang membangun Indramayu adalah salah satu pangeran dari Kesultanan Cirebon.
Karena itu, tradisi yang ada di Indramayu mirip dengan Cirebon. Boleh dibilang adik-kakak. Begitu pula dengan tradisi pada bulan Ramadhan.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, telah terjadi perubahan. Apa yang ada di masa orang tua, belum tentu ada pada masa kini.
Sekarang tidak banyak tradisi yang dipertahankan. Sebagian generasi muda yang menganggap tradisi sudah ketinggalan zaman, malas melestarikannya.
Beberapa tradisi yang masih bertahan karena ada orang tua yang setia melaksanakan. Terutama wilayah yang menjadi awal dan pusat kota.
Keluarga saya memiliki tradisi yang masih dipertahankan. Apalagi ibunda selalu konsisten mengingatkan dan melakukan hal itu.
Pertama, ketika menyambut Ramadhan. Bulan suci ini bagi kami sangat istimewa sehingga kedatangannya disambut secara khusus. Kami tidak sekedar nyekar ke makam atau menutup pengajian.
Sehari sebelum puasa, kami sekeluarga sibuk membersihkan rumah, kerja bakti keluarga. Pembersihan ini menandai bahwa dalam bulan suci, kita sebagai muslim juga membersihkan hati, jiwa dan pikiran dari hal hal yang kotor.
Selain itu, ibunda akan memasak Bancakan untuk para tetangga. Menunya sederhana saja, tidak mewah. Misalnya nasi urap dengan lauk tempe dan tahu bacem.
Makanan itu kami bagikan untuk para tetangga, apapun agamanya. Tetangga yang beragama Nasrani sangat senang menerimanya. Mereka selalu menanti pembagian ini setiap tahun.