Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Blogger Milenial yang Datang dari Antah Berantah

22 Februari 2019   13:00 Diperbarui: 22 Februari 2019   13:09 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oknum ketua blogger milenial (dok.bloggerasli)

Baru-baru ini, dunia perblogeran dikejutkan dengan sekelompok orang yang mengaku dari komunitas blogger milenial. Mereka berdemo di depan patung kuda sambil meneriakkan sejumlah tuntutan.

Stasiun televisi menyiarkan berita ini. Tentu saja yang merasa dirinya blogger dan menjadi salah satu anggota komunitas menjadi terhenyak. Masalahnya, Rifaiz Lamahoda, orang yang mengaku sebagai ketua komunitas blogger milenial itu sama sekali tidak dikenal.

Di Jakarta, walaupun berbeda komunitas, pasti sering bertemu dalam berbagai event. Apalagi sebagian blogger bisa menjadi anggota beberapa komunitas. Blogger yang aktif tahu betul siapa teman blogger, meski tidak hafal nama, pasti mengenal wajah.

Adalah aneh bahwa ada orang yang mengaku blogger, tapi nyaris tak seorang blogger pun mengenal dia. Bahkan nama komunitas blogger milenial baru kali terdengar. Ini seperti muncul dari dunia antah-berantah, tidak jelas.

Maka wajar saja jika para blogger menjadi kepo, langsung cari tahu siapa Rifaiz ini. Mereka berusaha melacak media sosialnya, dan juga blog kalau memang ada.

Ternyata hasil penyelidikan para blogger, oknum ini tidak memiliki blog. Lho, kok blogger tidak punya blog? Aneh bukan. Seorang blogger pasti punya blog, setidaknya kalau bukan blog pribadi, blog keroyokan seperti Kompasiana ini 

Para blogger tidak berhenti sampai di situ, mereka menegur melalui media sosial. Ada teman blogger yang menanyakan apa nama blogger di Rifaiz ini. Lucunya blogger asli ini malah diblokir oleh oknum tersebut.

Dari pertemanan saja, jumlahnya tidak seberapa. Padahal biasanya para blogger memiliki jaringan pertemanan yang luas. Entah itu di Facebook, Instagram, maupun Twitter. Tiga media sosial ini sangat dikuasai blogger.

Sebenarnya hal ini tidak menjadi masalah jika Rifaiz tidak menggerakkan sekelompok orang untuk berdemo mengatasnamakan blogger. Maka dugaan utama, dia adalah oknum bayaran yang menggunakan nama blogger untuk tujuan politik.

Mas Rifaiz, seharusnya berkaca dulu. Seorang blogger adalah penulis, bukan tukang demo. Kalau pun mau mengkritik atau menuntut suatu perubahan, dilakukan dengan tulisan, bukan berdemo di jalanan.

Para blogger tidak punya waktu dan tidak mau buang waktu untuk hal yang tidak berguna dan membuat keresahan dalam masyarakat. Blogger eksis di tempat event yang menarik untuk ditulis.

Maka itu, mumpung masih muda, cobalah insyaf. Kalau mau jadi blogger, mari belajar dengan teman teman blogger untuk menulis. Supaya kamu tidak menggelandang di jalanan.

Jika tidak sanggup menjadi blogger, silakan anda terjun ke organisasi yang tepat, jangan menunggangi nama blogger untuk tujuan politik.  Ini membuat citra buruk bagi blogger, karena banyak orang yang belum mengetahui dunia blogger.

Agaknya perlu kita himbau, siapapun yang membayar Rifaiz dan kelompoknya agar berhenti mempolitisir blogger. Jangan menghalalkan segala cara sehingga merugikan orang lain. Salam damai dari blogger 'kolonial'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun