Orang asing semakin mudah masuk ke negeri Ottoman. Bahkan mereka bisa mendapatkan status kewarganegaraan sebagai penduduk Turki apabila membeli properti dan berinvestasi di Turki. Erdogan menegaskan hal itu kemarin di Teheran, Iran.
Kebijakan yang dikeluarkan ini bukan tanpa sebab. Ini adalah salah satu cara untuk meningkatkan kembali perekonomian Turki yang terguncang karena permainan Dolar. Turki menarik modal asing melalui investasi di bidang properti.
Negara yang paling berminat membeli properti di Turki adalah justru tetangganya sendiri yaitu Iran. Orang-orang kaya dari Iran sangat senang berinvestasi ke Turki. Mereka menganggap Turki jauh lebih prospektif daripada negara yang dipimpin Ayatollah Khameini tersebut.
Hal yang menarik adalah, Turki menurunkan batas minimum jumlah yang harus diinvestasikan dalam real estate. Â Sebelumnya, batas terendah investasi adalah 1 juta Dolar AS. Sekarang hanya berkisar 250 000 Dolar AS. Â Penurunan yang sangat drastis.Â
Sedangkan batas minimum investasi modal tetap untuk mendapatkan kewarganegaraan juga berkurang menjadi seperempatnya. Semula batas terendah adalah sebesar 2 juta Dolar AS. Peraturan terbaru menyebutkan batas minimum hanya sebesar 500 000 Dolar AS.
Begitu pula dengan persyaratan setoran bank di Turki.  Dari 3 juta Dolar AS, menurun menjadi 500.000 Dolar AS.  Orang asing yang menyediakan pekerjaan  juga bakal mendapatkan kewarganegaraan jika mampu merekrut 50 orang saja, padahal semula 100 orang paling sedikit.
Jelas ini akan mengundang lebih banyak orang yang menanam modal di Turki. Â Pembangunan properti yang sangat pesat di Turki merupakan daya tarik tersendiri. Banyak gedung-gedung baru dan apartemen berdiri di Istanbul dan kota-kota besar lainnya.
Namun ada yang khusus dari jual beli properti di Turki. Surat perjanjian atau MOU antara penjual dan pembeli diwajibkan menggunakan bahasa Turki. Hal ini untuk menopang mata uang Lira terhadap mata uang asing.
Investasi ataupun transaksi lainnya dengan pihak asing tidak lagi menggunakan Dolar melainkan Lira Turki, meski nilainya tetap mengacu pada Dolar. Turki berupaya meniadakan dolar dalam setiap perniagaan, terutama dengan negara tetangga.
Adapun perjanjian atau MOU yang terlanjur menggunakan bahasa Inggris dan menggunakan Dolar harus segera diubah sesuai dengan ketentuan yang baru. Pemerintah memberikan batas waktu 30 hari agar pihak asing bisa mengubah perjanjian di bidang ritel dan properti.