Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Intervensi Amerika Serikat terhadap Pilpres Turki

24 Juni 2018   10:50 Diperbarui: 24 Juni 2018   10:53 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Washington Post edisi lebaran (dok. Karahman)

Amerika Serikat adalah negara adidaya yang paling sering melakukan intervensi terhadap urusan negara lain demi kepentingannya.  Terutama negara negara yang dianggap sebagai penghalang untuk menguasai wilayah lain.  Permainan intelejen digunakan untuk dapat memengaruhi kondisi sosial politik negara tersebut. 

Begitu pula yang terjadi di wilayah Timur Tengah,  yang menjadi sasaran utama karena memiliki sumber minyak dan gas yang diinginkan Amerika Serikat.  Wilayah ini dijadikan wilayah konflik dengan sistem adu domba. Dengan sistem ini Timur Tengah menjadi banyakan bagi Amerika Serikat dan sekutu.

 Namun ada beberapa negara yang tidak mudah takluk  atau dibodohi oleh kawanan perampok itu.  Negara negara ini memiliki kepemimpinan yang kuat untuk mempertahankan diri,  bahkan berani menantang Amerika Serikat.  Salah satunya adalah Turki. 

Sikap Turki yang tidak mudah tunduk membuat Amerika Serikat geram.  Negara adidaya ini semakin berusaha untuk menaklukkan Turki dengan berbagai cara.  Sebagaimana pola yang dimainkan CIA selama ini,  Amerika Serikat mencari oposisi yang dapat diajak kerja sama untuk menumbangkan pemerintahan yang sah. 

Selain AK Parti yang merupakan pendukung Erdogan, boleh dikatakan  partai partai lain adalah oposisi.  Mereka memiliki kepentingan yang berbeda,  tetapi sama-sama membenci Erdogan.  Sadar bahwa kekuatan mereka tidak sebanding dengan Erdogan dan AK Parti,  maka mereka mencari bantuan kekuatan dari luar. Mereka menerima uluran tangan Amerika Serikat. 

Pada saat hari raya Idul Fitri 2018,  Jumat tanggal 15 Juni,  media ternama di Amerika Serikat,  Washington Post menurunkan berita bertajuk 'Akhirnya Mereka Bersatu Melawan Erdogan'.  Berita ini menguraikan bahwa partai partai selain AK Parti,  bersatu untuk melawan kekuatan Erdogan.

 Jelas dalam hal ini,  Amerika Serikat menyatakan keberhasilannya merangkul semua partai oposisi untuk bersama sama berusaha menumbangkan Erdogan. Setelah itu   Amerika Serikat membantu partai partai ini dalam melakukan kampanye sepanjang minggu terakhir. 

Dalam reli kampanye partai partai ini,  asa sekelompok orang yang mengibarkan bendera Amerika Serikat.  Ini menjadi 'kode keras'  betapa Amerika Serikat berada di belakang partai partai tersebut. 

Bendera AS dalam kampanye partai oposisi (dok. AK Parti)
Bendera AS dalam kampanye partai oposisi (dok. AK Parti)
Di ssisi lain,  media media Barat gencar menyerang kebijakan kebijakan Erdogan.  Sedangkan media media oposisi menyebarkan berita hoaks dengan sangat masif. 

Namun apakah semua itu bisa berhasil memengaruhi dan mengubah pendapat  masyarakat Turki?  Ini tidak semudah yang diharapkan oleh Amerika Serikat dan partner partai oposisi. 

Masyarakat Turki tidak seperti masyarakat Indonesia yang mudah dihasut dan dipengaruhi berita berita hoaks.  Mereka lebih melek teknologi,  mencermati berita dan fakta dengan seksama,  sehingga apa yang dilakukan Amerika Serikat nyaris tidak mampu menggoyahkan kepercayaan mereka terhadap Erdogan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun