Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Lebaran Tak Perlu Keliling, Cukup Menunggu di Rumah

14 Juni 2018   14:43 Diperbarui: 14 Juni 2018   15:00 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari Raya Idul fitri (dok. Irfan)

Setelah shalat Idul Fitri,  biasanya orang orang keliling ke rumah tetangga,  Pak RT,  Pak RW dan tokoh setempat.  Tapi kalau saya tidak perlu repot begitu,  cukup menunggu di rumah. 

Mengapa begitu?  Bukan saya malas dan sombong.  Para tetangga pasti akan datang ke rumah saya.  Jadi Saya tinggal ongkos ongkang kaki saja sambil menyiapkan minuman dan makanan. 

Soalnya bapak adalah sesepuh dan ulama tertua di RW I Depok Jaya.  Selain itu bapak adalah ketua Masjid dan ketua Yayasan.  Maka semua orang akan datang ke rumah termasuk Pak RT dan Pak RW. 

Setelah shalat selesai dan bersamaan di lapangan,  saya harus buru buru pulang ke rumah. Saya bersiap menerima tamu yang akan terus berdatangan.  Kue kue harus tersedia dalam jumlah banyak. 

Makanan khas  keluarga saya yang selalu menjadi incaran tetangga adalah lemper.  Bahkan ada yang tidak malu malu minta lagi untuk dibawa pulang ke rumah.  Entahlah,  bagi mereka lemper itu enak rasanya. 

Tak berapa lama bapak pulang,  kami pun sungkem kepada orang tua.  Setelah itu makan ketupat bersama sama.  Tapi sebelum makan selesai,  sudah terdengar ada tamu yang datang. 

Mulai lah tamu datang beruntun.  Ada yang sekaligus berombongan beberapa keluarga   ada juga yang sendiri.  Mereka biasa duduk sebentar,  ngobrol singkat dan kemudian pamit melanjutkan keliling. 

Saya bolak balik ke dapur untuk merapikan gelas gelas serta mengisi kembali piring yang kosong.  Kalau sempat,  kembali makan ketupat tadi yang belum habis. Di sisi lain sambil meladeni keponakan keponakan yang juga minta makan. 

Tamu yang berdatangan nyaris tak putus putus hingga menjelang shalat Lohor.  Maka   meski sambil terkantuk kantuk karena kurang tidur,  saya tetap melayani tamu.  Apalagi bapak lebih suka jika saya yang menerima tamu. 

Sebagian besar saya mengenal para tamu.  Selain mereka adalah tetangga sendiri atau pejabat RT /RW,  ada juga teman ulama yang sering berdiskusi dengan bapak. Jadi saya tahu banyak teman teman bapak. 

Kami baru bisa bernafas lega setelah tengah hari,  ketika tamu tamu mulai sepi.  Setelah makan siang,  menggeletak di tempat tidur atau di lantai kamar yang adem.  Tamu tamu akan berdatangan lagi pada sore hingga malam hari. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun