Banyak yang mengira bahwa Presiden Suriah, Bashar Al Assad adalah seorang diktator. Ia adalah seorang pemimpin yang kejam dan tidak segan-segan membunuh rakyatnya sendiri. Begitulah yang digambarkan oleh media-media Barat tentang Assad. Semua itu dilakukan oleh Amerika serikat dan sekutunya demi pembenaran menggulingkan Assad.
Namun, benarkah Assad seorang dikator? Tidak semua jurnalis atau wartawan termakan oleh image yang ditanamkan negara-negara Barat. Mereka yang masih memiliki idealisme sebagai wartawan independen menjadi penasaran dan berusaha mencari tahu fakta yang sebenarnya. Jurnalis independen inilah yang menggali informasi tentang Assad.
Beberapa wartawan mewawancarai orang-orang Suriah yang berada di luar negeri, termasuk yang sudah menjadi penduduk di Amerika Serikat dan negara-negara Barat. Sedangkan sebagian lagi, jurnalis dan pengamat independen ini terjun  langsung ke Suriah untuk melihat sikap rakyat Suriah terhadap Bashar Al Assad.Â
Rakyat Suriah lebih tahu mengenai pemimpinnya, terutama rakyat jelata, yang tidak terjun ke politik atau bergabung dengan kelompok oposisi. Â Mereka obyektif memberi penilaian, tanpa ada paksaan dan bayaran dari pihak tertentu. Ternyata, dari hasil investigasi para jurnalis independen ini, rakyat Suriah sangat mencintai Assad.Â
Rakyat Suriah mengatakan bahwa presiden mereka buka diktator, melainkan pemimpin yang rendah hati dan peduli terhadap rakyatnya. Ia sering berkeliling meninjau keadaan masyarakat secara langsung, menegur mereka dengan ramah dan menanyakan apa yang mereka butuhkan. Assad berusaha memenuhi apa yang menjadi kebutuhan rakyatnya.
Penemuan ini sungguh berbanding terbalik dengan apa yang digambarkan oleh media-media Barat. Sayang, stigma sebagai diktator yang kejam telah melekat pada Assad. Ia dianggap sebagai pemimpin yang bergelimang darah rakyatnya. Setiap peristiwa di wilayah konflik dan menimbulkan korban tewas, Assad dituduh menjadi pembunuhnya.
Padahal bagi orang yang mengenal Assad, mereka menyukai dan membelanya. Ribuan rakyat yang turun ke jalan membela Assad pada Senin lalu membuktikan hal itu. Namun media-media Barat menyembunyikan fakta tersebut. Amerika Serikat dan sekutunya tidak ingin Assad mendapatkan simpati masyarakat internasional.
Berdasarkan data dan fakta yang berhasil dikumpulkan, para jurnalis independen menyimpulkan bahwa Assad bukanlah dikator. Berikut ini alasannya:
1. Assad terpilih sebagai Presiden Suriah dalam Pemilu 2014 dengan  kemenangan 84% pemilih.
2. Jika diadakan pemilu presiden dalam waktu dekat, maka besar kemungkinan bahwa Assad akan terpilih kembali
3. Assad tidak menggunakan senjata kimia atau membunuh warga sipil.