Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pantaskah Erdogan Dijuluki "Sultan"?

13 Februari 2018   17:46 Diperbarui: 13 Februari 2018   17:53 1392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erdogan (dok.AK Parti)

Tahukah anda bahwa di Indonesia, Presiden Turki, Erdogan telah mendapat julukan Sultan? Bahkan salah satu fanspage di facebook bernama Sultan Erdogan. Penggemarnya cukup banyak, mencapai ribuan orang. 

Sedangkan di Turki sendiri, sebagian rakyatnya juga telah menganggap bahwa Erdogan sama dengan Sultan, yang telah membawa Turki kembali pada masa kejayaannya.

Julukan itu diberikan bukan tanpa sebab, bukan pula merupakan pencitraan Erdogan terhadap rakyat Turki. Dia tidak pernah meminta ataupun mengangkat diri sendiri sebagai Sultan. Gelar Sultan datang dari para penggemarnya yang memang menjadi pengagum berat tokoh nomor satu di Turki ini.

Saya sendiri tidak dengan serta merta menganggap dia seperti seorang Sultan. Namun karena bertahun-tahun mempelajari  sepak terjangnya di dunia politik, cara dan strategi yang dijalankannya dalam menjalankan pemerintahan, maka saya menilai bahwa Erdogan layak dianggap sebagai Sultan. Meski para pembencinya atau orang yang tidak menyukainya pasti berbeda pendapat.

Dalam sepuluh tahun terakhir, semenjak Recep Tayyip Erdogan menjadi Perdana Menteri, Turki berkembang sangat pesat. Sebelumnya Turki masih digolongkan menjadi negara-negara ketiga (negara berkembang) sehingga menjadi negara maju di kawasan Teluk Persia dan Timur Tengah. Posisi Turki melesat jauh di atas negara-negara Islam lainnya.

Beberapa fakta yang bisa kita lihat sbb:

1. Stabilitas negara berubah menjadi lebih baik sejak Erdogan tampil memimpin Turki.  Tidak dapat dipungkiri, berbagai resolusi yang diterapkan oleh Erdogan sering menimbulkan pro dan kontra. Kebijakan-kebijakan Erdogan sering mengundang reaksi berlebihan dari partai oposisi dan penganut setia Attaturk. Reaksi yang diwujudkan dengan demontrasi hingga kudeta telah mengguncang stabilitas Turki. Namun hal itu bisa diredam dan dikendalikan oleh Erdogan.

2. Perbaikan fasilitas dan infrasrtuktur yang merata ke seluruh provinsi Turki. Hal ini sangat dirasakan oleh masyarakat Turki. Semua jalan mulus sehingga memudahkan mobilitas masyarakat, terutama untuk mendistribusikan komoditas perdagangan dari daerah masing-masing.

3. Tingkat pengangguran berkurang drastis, dari 11 % turun menjadi 5 %.  Pendapatan rata-rata perkapita $25.000.  Jelas mengungguli negara-negara Timur Tengah lainnya.

4. Istanbul ditargetkan menjadi pusat keuangan internasional teratas menyamai London dan Singapura. Dan hal ini memungkinkan untuk dicapai dalam lima tahun ke depan.

5. Turki menempati peringkat ke 16 perekonomian terbesar dunia. Sedangkan di Eropa, Turki menduduki peringkat keenam. Erdogan berusaha agar Turki mampu menembus peringkat 10 besar dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun