Pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah menggemparkan kaum muslimin di seluruh dunia. Â Amerika Serikat mendukung Yerusalem sebagai ibukota Israel. Pengakuan Amerika Serikat ini, akan ditindaklanjuti dengan pemindahan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Padahal, Yerusalem adalah kota yang seharusnya berada dalam wilayah Palestina. Â
Tak urung pernyataan Trump juga mendapat reaksi dari pemimpin-pemimpin dunia lainnya. Yerusalem atau AL Quds, adalah tempat suci umat kristiani dan muslim. Presiden Perancis, Emmanuel Macron telah mengatakan bahwa urusan Yerusalem seharusnya dibicarakan antara Israel dengan Palestina di bawah pengawasan PBB.Â
Sedangkan Paus, yang merupakan pemimpin khatolik dunia sangat prihatin terhadap sikap Amerika Serikat.  Ia berharap agar keputusan Amerika Serikat dibatalkan. Paus sangat memahami kemarahan umat Islam. Ia mengkuatirkan  bahwa hal ini akan memicu perang dunia ketiga.
Reaksi keras ditunjukkan pemerintah dan rakyat Turki. Presiden Erdogan, segera memberikan pernyataan tegas bahwa Turki menentang pengambil-alihan Yerusalem sebagai ibukota Israel. Â Yerusalem merupakan kota yang sangat penting kaum muslimin. Di sana terdapat Masjid Al Aqsa yang menjadi tempat suci ketiga umat Islam setelah Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Bagi kaum  muslimin, Yerusalem bukan hanya persoalan Palestina, tetapi permasalahan umat muslim di seluruh dunia.  Apalah artinya Palestina tanpa Yerusalem. Apalagi Masjid Al Aqsa berada di sana.Â
"Turki bersama umat muslim dunia berada di sisi bangsa Palestina." tegas Perdana Menteri Turki, Binali Yildrim. Sedangkan Pemimpin Gerakan Partai Nasional, Devlet Bahceli mengatakan bahwa pemindahan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem merupakan bom waktu yang dapat menghancurkan segalanya di Timur Tengah.
Israel dan Amerika Serikat tampak tidak peduli terhadap ancaman Turki. Bahkan Netanyahu mengklaim bahwa Yerusalem telah menjadi ibukota Israel selama 3000 tahun.
Beberapa langkah cepat diambil oleh Erdogan, antara lain:
1. Mengundang negara-negara yang tergabung dalam OKI untuk pertemuan luar biasa antar pemimpin negara, termasuk Indonesia.  Pertemuan ini akan berlangsung pada hari Rabu, 13 Desember mendatang di Istanbul. Pemimpin pertama yang memastikan kehadirannya adalah Presiden Sudan, Omar Bashir. Menurut rencana, Presiden Jokowi juga  akan menghadiri pertemuan tersebut. KTT luar biasa OKI, khusus membahas nasib Yerusalem.
2. Jika Israel tetap mencaplok Yerusalem, Turki akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel. Selama ini hubungan kedua negara  selalu diwarnai ketegangan terkait tindakan-tindakan Israel atas Palestina. Dalam hubungan dagang, Israel mendapatkan pasokan gas dari Turki. Israel akan mengalami kesulitan mendapatkan bahan bakar tersebut, karena hanya Turki yang memiliki cadangan gas terbesar di Timur Tengah.