Mohon tunggu...
Empi Muslion
Empi Muslion Mohon Tunggu... Administrasi - pengembara berhenti dimana tiba

Alang Babega... sahaya yang selalu belajar dan mencoba merangkai kata... bisa dihubungi : empimuslion_jb@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bacaanku Waktu Dulu

3 Agustus 2019   09:03 Diperbarui: 3 Agustus 2019   09:13 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini adalah kisahku tentang hobby membaca saat kecil dulu, ditengah serba keterbatasan hidup di kampung, jauh dari akses bacaan.


Semoga cerita ini, dapat menjadi pembanding, paling tidak sebuah cerita betapa sulitnya dulu mendapatkan bahan bacaan, dibandingkan zaman super canggih saat ini, yang mana anak-anak milineal sekarang, ditelapak tangannya dengan hitungan detik dapat mengakses bacaaan dan informasi yang begitu banyak dan beragam, apapun tema dan topiknya tinggal klik langsung dapat dibaca.

Saat SD saya termasuk anak yang sangat suka membaca, di sekolah, setiap ada koran yang datang saya pasti melihat seperti kedatangan ratu tersayang, yang mana setiap pagi saya sering diminta guru untuk membawanya ke ruang majlis guru, namun saya tidak bisa membaca langsung, karena koran tersebut harus dibawa dulu keruang guru.


Saat jam istirahat baru saya ke perpustakaan sekolah, berharap ada koran baru yang bisa dibaca, namun  yang sering ada di ruang pustaka hanya koran hari sebelumnya, walaupun yang ada koran hari sebelumnya, saya tetap senang dan membaca sampai habis bahkan ke iklan-iklan barisnya sekalian.

Berita tentang bola dengan liga satu, dua dan tiga serta liga galatamanya yang mana ada klub Semen Padang, berita Pak Harto yang sering turun ke desa dengan kelompencapirnya, berita Harmoko dengan Safari Ramadhannya, berita internasional seperti sengketa Irak-Iran, Palestina-Israel, konflik Amerika dengan Uni Soviet, Michail Gorbachev dan Ronald Reagan, adalah berita-berita yang tak pernah luput saya baca.

Disamping ada berita artis ibu kota seperti Roy Marten, Suzanna dan sebagainya. Adapun iklan yang sering muncul adalah iklan obat penyubur kumis merek firdaus.

Di sekolah, saat itu jarang saya mendapatkan membaca koran yang terbit pada hari itu, sekali kali saya curi pandangan keruang majlis guru, koran hari ini masih terletak di atas meja, namun saya tak berani meminjam apalagi membacanya, saya hanya bisa menunggu esok di pustaka, itupun kalau korannya ada.

Sepertinya semua buku bacaan di ruang perpustakaan sudah habis saya baca, paling tidak sudah saya lihat judulnya semuanya, bukunya rata-rata tentang sejarah perjuangan bangsa, buku tebal tentang pemberontakan G 30 S PKI, buku sejarah berseri karangan Nugroho Notosusanto, buku cerita peperangan enam jam di Yogyakarta lengkap dengan gambar heroik para pejuang bangsa, cerita hikayat setiap daerah di nusantara dan buku-buku pelajaran terutama buku Bahasa Indonesia.

Begitupun keadaan buku bacaan dilingkungan tempat tinggal saya dikampung, memang dilingkungan rumah saya kurang sekali buku bacaan boleh dikatakan tidak ada sama sekali, karena memang keluarga saya, jika ada uang baru sebatas mampu membeli kebutuhan pokok.

Namun saya masih ingat Bapak (Abak) saya ada membelikan saya buku agama, padahal beliau sendiri tidak tahu membaca, yang beliau tahu bahwa di buku itu ada tulisan arabnya, ada tiga buku waktu itu yang beliau beli yakni buku Juz Amma, buku panduan tata cara shalat dan buku siksaan neraka yang lengkap ada gambarnya.

Mendapatkan pemberian buku dari Bapak saya tersebut, seperti saya bak mendapatkan bidadari sorga, mata saya berkaca-kaca, kegirangan tak terkata, saya baca berkali-kali buku itu, dari Juz Amma itulah Ibu saya mengajari saya mengaji, dari buku tuntutan shalat itulah saya hafal rukun dan tata cara shalat, buku itu saya simpan selalu dengan rapi, buku itu adalah pemberian yang tak bisa saya nilai dengan apapun sampai saat ini, inilah kado terindah Abak Ibu saya dan inilah buku cetak pertama yang saya miliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun