Mohon tunggu...
Supriyatna
Supriyatna Mohon Tunggu... Penulis - Emosi diujung pena

Menjadi bijak bukan dengan cara mengkritik atau Menasehati Orang lain, Menjadi Bijak berani memberi Solusi bagi permasalahan Orang Lain. " Karena Nasehat bukanlah Solusi, Jadi jangan memberi Solusi dengan cara memberi Banyak Nasehat"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Emosi Diujung Pena

29 Mei 2020   22:18 Diperbarui: 29 Mei 2020   22:37 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BAB I (Hati Tak Bertuan) Episode 004 

Dan setelah dari Masjid Aku pun bergegas pulang, dan di tengah perjalanan pulang Aku bertemu dengan Kawan lama, Kawan di waktu Aku masih menjadi Orang tidak benar. 

"Woy abis dari mana luh" Serunya Aku tersenyum kepadanya, 

"Biasa dari Masjid" Jawabku 

"Hahahaha Kesambet Jin apa luh, Hayulah tar malem Kita nokip lagi , udah lama" 

Ledek temanku dan dilanjutkan menawarkanku untuk minum minuman keras lagi. Aku pun tersenyum,

 "Sorry , Gua udah gak minum lagi" Dia pun tertawa sejadi jadinya 

"Hahahaha Sen sen so alim luh, Udahlah Kita ini kan udah di kenal Pemabokan jadi walau kita ke masjid juga tetep aja Pemabok masih nempel di Mata Orang orang" 

Tegas Temanku itu sambil tidak berhenti tertawa. 

"Ya bagaimana pun penilaian Orang , itu hak mereka . Tapi kalo masalah Iman sih itu cuma Allah yang berhak nilai" 

"Lagian karena Kita di kenal pemabokan Gua gak mau mati di mandiin sama Anggur Merah hehehe" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun