Mohon tunggu...
MH NOORIS
MH NOORIS Mohon Tunggu... Insinyur - Sampai Kau Bisa

Karyawan biasa yang menggemari sepakbola, sedang dan terus belajar berwirausaha.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Juara Piala Dunia 2018, Prancis atau Kroasia?

15 Juli 2018   14:56 Diperbarui: 15 Juli 2018   15:03 1214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar terkait dari Indosport.com

Malam ini semua mata penggemar sepakbola dunia akan tertuju ke Stadion Luzhniki di Moskow, Rusia, tempat partai puncak Piala Dunia 2018 digelar. Ya, Malam ini, tanggal 15 Juli 2018 pukul 22.00 wib,  Prancis vs Kroasia, dua tim terbaik di turnamen ini akan bertanding, beradu strategi untuk mendapatkan predikat sebagai kampiun.

Perjalanan kedua tim menuju final menunjukkan bahwa Prancis maupun Kroasia merupakan tim yang sangat tangguh, baik secara strategi maupun mental. Prancis dengan kombinasi squad muda dan pemain senior menunjukkan kematangan timnya dengan mengalahkan tim-tim hebat seperti Argentina, Uruguay dan terakhir Belgia di babak semifinal. 

Sedangkan tim Kroasia menunjukkan diri sebagai tim yang punya daya juang dan mental luar biasa hebat dengan memenangkan dua pertandingan melewati babak adu penalti, melawan Denmark dan Rusia di babak 16 dan 8 besar serta mengalahkan Inggris melalui babak extra time di semifinal.

Sebelumnya kedua tim pernah saling bertemu, dari catatan yang ada, dari 5 partai yang telah mereka mainkan Prancis menang 3 kali dan imbang 2 kali, sedangkan Kroasia belum pernah menang. Melihat komposisi pemain kedua tim saat ini sebenarnya relatif berimbang. Pilar inti kekuatan kedua tim saat ini merupakan pemain-pemain kunci di sejumlah klub elit Eropa. 

Dari tim Prancis, Lloris adalah kiper utama klub elit Inggris Tottenham Hotpurs, duet centre back Varane-Umtiti adalah bek andalan Real Madrid dan Barcelona, dua full back Pavard dan Lucas Hernandez adalah pilar Stutgart dan Atletico Madrid, beralih ke lini tengah, Pogba-Kante-Matuidi adalah andalan Manchester United, Chelsea dan Juventus, sedangkan trio lini serang Griezman-Mbappe dan Giroud adalah pemain kunci di Atletico Madrid, PSG dan Chelsea. 

Sedangkan di kubu Kroasia, mulai dari kiper Daniel Sjubasic (AS Monaco) , Dejan Lovren (Liverpool), Luka Modric (Real Madrid), Ivan Rakitic (Barcelona), Ivan Perisic (Inter Milan), Mario Mandzukic (Juventus) dan sejumlah pemain inti lain adalah pilar kunci di klubnya masing-masing dan merupakan jaminan kualitas bagi tim Kroasia. 

Melihat perjalanan kedua tim sampai ke babak final, terlihat Prancis lebih diuntungkan dari sisi kebugaran pemain. Karena mereka sama sekali belum pernah menjalani babak extra tima dan adu penalti. Sedangkan Kroasia, dari babak 16 besar sampai dengan semifinal mereka selalu memainkan babak extra time, bahkan melawan Denmark dan Rusia harus diselesaikan dengan adu penalti. 

Hal ini tentu sangat menguras stamina dan berpengaruh bagi kebugaran tim Kroasia. Jika di konversikan ke menit bermain, maka tim Kroasia memainkan 90 menit lebih banyak atau ekuivalen satu pertandingan lebih banyak dibandingkan tim Prancis. Dari segi kebugaran jelas lebih unggul.

Masuk ke wilayah strategi, Prancis biasa memainkan formasi 4-2-3-1, dimana formasi ini lebih menekankan keseimbangan lini tengah, Kante bertugas menjelajah segala sisi di lini tengah dan memutus alur bola yang masuk ke area pertahanan, Pogba menjaga kedalaman dan mengalirkan bola ke depan, sedangkan Matuidi lebih berfungsi sebagai defensive winger, lebih banyak bertugas sebagai orang pertama yang melakukan pressing dan memutus alur bola selagi masih di area pertahanan lawan. Griezman yang posisinya berada tepat di belakang Giroud (centre forward) berfungsi mengatur ritme serangan. 

Serangan Prancis di sisi kiri akan banyak dibantu oleh overlap Lucas Hernandez, sementara di sisi kanan Pavard situasional, apabila gempuran di sisi kanan relatif berkurang maka dia akan overlap ke depan untuk membantu Mbappe di sisi kanan. 

Biasanya Prancis akan reaktif menunggu alur permainan tim lawan dengan relatif membiarkan lawan melakukan penguasaan bola, kemudian pada saat yang tepat mereka akan melakukan counter attack melalui kecepatan Mbappe dan kepintaran Griezman membuka ruang. Dalam strategi menyerang melalui sisi tengah Giroud lebih berfungsi sebagai tembok atau pemantul alih-alih sebagai penyelesai serangan. Sejauh ini Giroud belum mencetak satu gol pun di Piala Dunia kali ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun