Mohon tunggu...
Nurdin Taher
Nurdin Taher Mohon Tunggu... Administrasi - Keberagaman adalah sunnatullah, karena itu pandanglah setiap yang berbeda itu sebagai cermin kebesaran Ilahi. Surel : nurdin.en.te.70@gmail.com0

Lahir dan besar di Lamakera, sebuah kampung pesisir pantai di Pulau Solor, Flores Timur. Menempuh pendidikan dasar (SD) di Lamakera, kemudian melanjutkan ke SMP di Lamahala, juga kampung pesisir serta sempat "bertapa" 3 tahun di SMA Suryamandala Waiwerang Pulau Adonara, Flores Timur. Lantas "minggat" ke Ujung Pandang (Makassar) pada Juli 1989. Sejak "minggat" hingga menyelesaikan pendidikan tinggi, sampai hari ini, sudah lebih dari 30 tahun berdomisili di Makassar. Senantiasa belajar dan berusaha menilai dunia secara rasional dengan tanpa mengabaikan pendekatan rasa, ...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menanti Kiprah Sekolah Penggerak

22 Januari 2021   14:29 Diperbarui: 22 Januari 2021   15:01 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Audiensi Ka. LPMP dan Ka. BP PAUD Dikmas Prov. Sulsel (Rabu, 20/01/2021, dokpri)

Audiensi dg Bupati Soppeng (dokpri)
Audiensi dg Bupati Soppeng (dokpri)
Sementara Sekolah Penggerak adalah sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, yang mencakup kompetensi kognitif (literasi dan numerasi) serta nonkognitif (karakter) yang diawali dengan SDM (Kepala Sekolah dan Guru) yang unggul. Selanjutnya, Kepala Sekolah dan guru dari sekolah penggerak (diharapkan) melakukan pengimbasan kepada satuan pendidikan lainnya.

Empat Kelompok Sekolah

Ada empat (4) kelompok sekolah Indonesia berdasarkan tahapan proses transformasi. Tahap I, di mana sekolah tersebut, pada aspek hasil belajar:  masih berada 3 tingkat di bawah level yang diharapkan; aspek lingkungan belajar: masih ditemukan perundungan menjadi norma; dan pada aspek pembelajaran: secara rutin mengalami gangguan.

Audiensi dg Bupati Takalar (dokpri)
Audiensi dg Bupati Takalar (dokpri)
Tahap II, masih ditemukan ciri pada sekolah tersebut, pada aspek hasil belajar:  1-2 tingkat dibawah level yang diharapkan; aspek lingkungan belajar: perundungan masih terjadi namun tidak menjadi norma; dan pada aspek pembelajaran: belum memperhatikan kebutuhan dan tingkat kemampuan murid. Tahap III, di mana sekolah tersebut, pada aspek hasil belajar:  berada  pada level yang diharapkan; aspek lingkungan belajar: perundungan tidak terjadi lagi; aspek pembelajaran: sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan siswa; dan pada aspek refleksi diri dan pengimbasan: perencanaan program dan anggaran berbasis refleksi diri; guru mulai melakukan refleksi dan perbaikan pembelajaran.

Audiensi dg Bupati Sidrap (dokpri)
Audiensi dg Bupati Sidrap (dokpri)
Sedangkan tahap IV, di mana sekolah tersebut pada aspek hasil belajar:  berada  di atas level yang diharapkan; aspek lingkungan belajar: perundungan tidak terjadi lagi; aspek pembelajaran: berpusat pada siswa (anak didik); dan pada aspek refleksi diri dan pengimbasan: perencanaan program dan anggaran berbasis refleksi diri; refleksi guru dan perbaikan pembelajaran terjadi; dan guru dan kepala sekolah melakukan pengimbasan.

PSP vs Sekolah Model

Sesungguhnya sudah beberapa program yang telah dikembangkan Kemdikbud dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Jauh sebelum PSP ini, Kemdikbud juga telah menjalankan atau mengimplementasikan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) melalui program Sekolah Model dan Sekolah Rujukan.

Penyerahan Booklet dan FAQ PSP kpd Bupati Takalar (dokpri)
Penyerahan Booklet dan FAQ PSP kpd Bupati Takalar (dokpri)
Sekolah model adalah sekolah yang ditetapkan dan dibina oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) untuk menjadi sekolah acuan bagi sekolah lain di sekitarnya dalam penerapan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri. Sekolah model menerapkan seluruh siklus penjaminan mutu pendidikan secara sistemik, holistik, dan berkelanjutan, sehingga budaya mutu tumbuh dan berkembang secara mandiri pada sekolah tersebut.

Sampai dengan program Sekolah Model ini berakhir tahun 2019, tujuan dari pengembangan program itu belum cukup menggembirakan. Karena itu, Kemdikbud melakukan perubahan terhadap program sekolah model dengan mengganti menjadi sekolah rujukan. Sekolah rujukan juga tidak cukup memberikan harapan terhadap peningkatan kualitas pendidikan secara memadai. Maka kemudian Mendikbud, Nadiem Makarim menggagas sebuah program yang disbeut Sekolah Penggerak dalam kerangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan menekankan pada 5 jenis intervensi, yakni bernalar kritis, kreatif, mandiri; beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME; berakhlak mulia; bergotong  royong, dan berkebinekaan global).

PSP berbeda dengan program sekolah model atau sekolah rujukan, karena PSP: 1) merupakan program kolaborasi antara Kemdikbud dengan Pemerintah Daerah; 2) terdiri dari 5 jenis intervensi yang terintegrasi berupa pendampingan konsultatif dan asimetris kepada Pemerintah Daerah; 3) pelatihan dan pendampingan kepala sekolah dan guru; pembelajaran dengan paradigma baru, perencanaan berbasis data, dan digitalisasi sekolah; 3) memiliki ruang lingkup untuk seluruh jenjang dan mencakup seluruh kondisi;dan 4) dilakukan secara berkelanjutan, hingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi sekolah penggerak.

Sementara program sekolah model atau sekolah rujukan merupakan program pusat dengan intervensi berupa: 1) bimbingan teknis; dan 2) bantuan pemerintah pusat,  sehingga 3) ruang lingkup tidak mencakup seluruh kondisi sekolah dan bersifat proyek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun