Mohon tunggu...
Nurdin Taher
Nurdin Taher Mohon Tunggu... Administrasi - Keberagaman adalah sunnatullah, karena itu pandanglah setiap yang berbeda itu sebagai cermin kebesaran Ilahi. Surel : nurdin.en.te.70@gmail.com0

Lahir dan besar di Lamakera, sebuah kampung pesisir pantai di Pulau Solor, Flores Timur. Menempuh pendidikan dasar (SD) di Lamakera, kemudian melanjutkan ke SMP di Lamahala, juga kampung pesisir serta sempat "bertapa" 3 tahun di SMA Suryamandala Waiwerang Pulau Adonara, Flores Timur. Lantas "minggat" ke Ujung Pandang (Makassar) pada Juli 1989. Sejak "minggat" hingga menyelesaikan pendidikan tinggi, sampai hari ini, sudah lebih dari 30 tahun berdomisili di Makassar. Senantiasa belajar dan berusaha menilai dunia secara rasional dengan tanpa mengabaikan pendekatan rasa, ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Nadiem di Antara Pusaran Pandemi dan Isu Reshuffle

19 Agustus 2020   09:50 Diperbarui: 19 Agustus 2020   10:52 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gbr : https://sumsel.tribunnews.com/

Sejak pandemi corona virus deseas 2019 (Covid-19) melanda seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia, yang awalnya bermula dari Kota Wuhan, China, dunia seakan tenggelam dalam rasa ketakutan dan pesimisme. Hal mana, akibat  penyebaran Covid-19 yang sangat massif dan cepat sehingga berbagai aspek kehidupan turut terdampak. Apalagi organisasi kesehatan dunia (WHO) kemudian melansir bahwa Covid-19 dapat menyebar melalui perantaraan udara (airbone).

Salah satu aspek penting di luar aspek kesehatan dan ekonomi, yang turut terdampak dan akan sangat berpengaruh jangka panjang adalah aspek pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui penyelengaraan pendidikan (baca pembelajaran). Covid-19 telah membuat sendi pendidikan seakan rapuh dan goyah.

Berbagai problem ikutan dari pandemi Covid-19 menerpa pula pendidikan Indonesia. Sorotan tajam pun mengarah secara langsung ke arah seorang Nadiem Anwar Makarim sebagai nahkoda utama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Berbagai meme di media sosial (medsos), dengan jenaka tapi penuh sarkasme sudah cukup menggambarkan nuansa bathin sebagian besar masyarakat pendidikan Indonesia. 

Tidak hanya berupa meme-meme jenaka penuh sarkasme, berbagai opini dan polemik pun bermunculan, tentu saja dengan berbagai pernak pernik hipotesa dan asumsi masing-masing. Profil Nadiem sebagai anak muda Indonesia yang visioner pun diragukan. Pun posisinya sebagai Mendikbud diusik dan digugat.

"Tuah" Nadiem

Sejauh ini, "geliat" Nadiem masih sesuai dengan ekspektasi awal pengangkatan anggota Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024. Bahwa seorang Nadiem mampu menghadirkan pendidikan Indonesia yang bermartabat sekaligus humanis.

Memang harus diakui bahwa sejak awal [1] penunjukkan Nadiem Makarim sebagai Menteri (Mendikbud) mendapat "resistensi" dari banyak pihak. Berbagai keraguan pun dikemukakan sebagai alasan untuk menjustifikasi penolakan mereka. 

Mulai dari basic keilmuan dan pengalaman Nadiem, yang sangat jauh dari urusan pendidikan dan SDM, usia, hingga masalah fatsoen politik. Nadiem dianggap telah melangkahi  "maqom" para ahli pendidikan, guru besar, dan politisi papan atas. 

Meski dengan berbagai ragam riak itu, Nadiem tetap tegap berjalan. Ia (Nadiem) bukanlah seorang profil yang tanpa visi dan gampang menyerah. Nadiem adalah tipikal anak muda Indonesia yang punya visi tentang kerangka SDM Indonesia seperti apa yang hendak dipersiapkan untuk menyongsong Indonesia Maju pada 2045.

Sayangnya ekspektasi itu, pada hari-hari ini sedang dalam masa-masa krusial. Seorang Nadiem, seakan terjebak dalam keahliannya sendiri. Covid-19 telah membuat perangkap tersendiri buat seorang Nadiem. "Tuahnya" yang diharapkan mampu mengantar pendidikan Indonesia menyongsong Indonesia maju pun, digugat. Nadiem seakan berada dalam posisi gamang.

Proses belajar mengajar sebagai salah satu faktor penting untuk mempersiapkan generasi emas Indonesia Maju 2045 mendapat ujian. Kreativitas dan kemampuan informasi dan teknologi (IT) seorang Nadiem seakan gagap dalam mengimbangi "infiltrasi" Covid-19 dalam proses pembelajaran. Kegamangan seorang Nadiem dalam mencoba mengurai dampak Covid-19 terkait pembelajaran daring semakin membuat "tuahnya" tak lagi menjanjikan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun