Mohon tunggu...
emnis wati
emnis wati Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Seorang guru dari SDN 012 Surya Indah di Kecamatan Pangkalan kuras. Sekarang pindah ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Pengawas sekolah Dasar di Kabupaten Pelalawan. Saat ini tengah menekuni belajar menulis cerpen. Motto: Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Haruskah Aku Mati, Biar Kau Mengerti dan Bisa Hargai

15 Oktober 2022   10:14 Diperbarui: 15 Oktober 2022   10:15 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Dek, bangunlah, maafkan Abang yang telah menyia-nyiakanmu." ucapnya ditelingaku. Dia menangis sambil memelukku, kemudian mencim tangan dan keningku. Tak henti-henti berdoa untuk kesembuhanku. Ingin sekali rasanya berkata untuknya sepatah kata. Apalah daya hanya bisa mendengar tak bisa melihat dan menjawabnya.

Kata Dokter aku mengalami gangguan penglihatan disebabkan oleh mata kering, pusing dan perubahan hormon. Lidah penuh sariawan menyebabkan susah bicara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun