Mohon tunggu...
emnis wati
emnis wati Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Seorang guru dari SDN 012 Surya Indah di Kecamatan Pangkalan kuras. Sekarang pindah ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Pengawas sekolah Dasar di Kabupaten Pelalawan. Saat ini tengah menekuni belajar menulis cerpen. Motto: Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kebaikan Dibalas Kejahatan, Mengalah dan Sabar Menjadi Tauladan

23 September 2022   16:26 Diperbarui: 23 September 2022   16:34 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kebaikan Dibalas Kejahatan, Mengalah  dan sabar menjadi  tauladan.

Awal tulisan ini dari jeritan hati  yang dialami oleh insan di kediamannya. Walau peristiwa itu sudah beberapa hari berlalu namun tidak mau hilang dari  ingatan. Karena setiap saat terlihat serta di lalui setiap harinya.

Pada mulanya Wati melihat ada orang bekerja di  samping rumahnya. Wati langsung punya ide untuk meminta bantuan padanya

"Pak, minta tolong sekalian dibuka atap di samping warung ini, Ayah yang akan bayar upahnya," kata Wati pada bapak yang sedang  bekerja di tapak ruko di dekat rumahnya.

"Ya, sekarang biarkan sajalah dulu belum mengganggu," sahut bapak tersebut.

Selang beberapa hari, ayah langsung yang minta tolong. Ayah sangat menyadari bahwa kita hanya menumpang dengan izin yang punya tanah  sebelumnya.

"Bang, minta tolong lagi buka atap yang ini, ayah menunjuk kearah atap itu. Biar tidak menggangu dan sekalian minta tolong tukar atap yang bocor di depantu," kata ayah padanya penuh percaya karena memang sudah kenal baik bahkan selama ini sudah kita anggab saudara.

"Iya, nanti akan saya buka dan tukar," jawab bapak itu dengan baik.

Tak disangka dan tak diduga, beberapa jam berikutnya atap di samping rumah sudah digunting tanpa izin. Entah apa yang merasukinya, hingga tega berbuat begitu.
Kalau dipikir lebih lama mengunting atap dari pada membukanya. Upahnya pun tidak akan diterima lagi, karena sudah melanggar perjanjian tadi.

Ayah tak sengaja ke warung untuk mengambil kerupuk untuk lalap makan siangnya. Kangetnya ayah melihat atap di samping rumah sudah digunting tanpa sepengetahuannya. Persaudaraan selama ini sudah tak berarti. Pada hal kita semua ada di rumah apa salahnya permisi dan minta solusi.

"Kenapa atapnya digunting, Bang? Ayah berusaha bertanya dengan baik. Tadi kan aku  minta tolong buka saja," keluh ayahku yang berusaha sabar dengan tingkahnya.

"Biar aku ganti saja," jawabnya singkat, tanpa minta maaf.

Ayahku buru-buru masuk rumah dengan wajah memerah menahan emosi. Astagfirullah,  astagfirullah, astagfirullah ucapnya dalam hati.

Beginilah cara Allah memperlihatkan sifat asli seseorang yang selama ini kita tidak bisa melihatnya.

Sabar dan diam bukan artinya kita kalah tetapi inilah caranya kita untuk menang dengan izin Allah SWT.

Kebanyakan orang yang kita percayai menaruhkan luka dihati.
Kalau dihitung materi takkan ada arti. Sikap basa basi dan tegang rasa serta peduli, itu yang kita harapkan dan kita nanti. Supaya bertetangga terasa saudara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun