Mohon tunggu...
Emmy Suryani
Emmy Suryani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Business Trainer

Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta Fakultas Ilmu Sosial Politik Jurusan Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fenomena Flexing yang Mendatangkan Keuntungan

15 Juli 2022   22:48 Diperbarui: 15 Juli 2022   22:57 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : freepik

Perkembangan zaman telah membawa kita pada era yang baru dimana semua orang dapat membawa sebuah informasi melalui media baru yang saat ini dikenal dengan beragam media digital yang telah hadir seperti Website, Instagram, Facebook dan Youtube. Sebelum hadir media digital, hanya artis  dan publik figur yang dapat tampil di media cetak, radio dan televisi. Hanya media cetak, radio dan televisi saat itu yang dapat menyajikan informasi dan mendapatkan keuntungan dari informasi tersebut.

Era baru saat ini, semua orang memiliki kesempatan untuk dapat tampil ataupun memberikan informasi melalui media digital. Perubahan konsumen saat ini pun mengarah ke media digital. Masyarakat Indonesia yang memiliki akses digital rata-rata menghabiskan minimal 30% waktu nya untuk berselancar di media digital.

Menurut informasi aptika.kominfo.go.id, pada tahun 2021 tercatat peningkatan penggunaan internet sebanyak 202,6 juta pengguna. Hal ini membuat media digital menjadi alat yang paling terdepan untuk mendatangkan informasi kepada publik. 

Media digital melahirkan media-media baru yang dimiliki oleh perusahaan maupun perseorangan. Pada era ini muncul  vloggers, influencers, youtubers, tiktokers, dan lain sebagainya yang berlomba-lomba memberikan informasi yang menarik publik dengan tujuan mendatangkan keuntungan.

Pada era budaya popular saat ini, semua hal yang dapat mempunyai nilai tukar maka dapat menjadi komoditas. Salah satu yang dapat menjadi komoditas yang memiliki nilai adalah informasi. Sayangnya, informasi yang tersajikan seringkali kurang fungsional untuk publik.

Tetapi pada kenyataannya, informasi itu banyak disukai sehingga selalu hadir untuk memenuhi keingintahuan publik. Pada media entertainment misalnya, memberikan sajian pemberitaan selebriti dengan kehidupan privacy nya secara terus-menerus. Walaupun tidak fungsional, informasi ini disukai oleh publik dan mendatangkan keuntungan bagi media. 

Salah satu informasi yang disukai publik tetapi tidak fungsional adalah pamer harta dan kemewahan yang lebih populer dengan sebutan flexing. Media digital menjadi alat untuk memamerkan hedonisme kekayaan dan kemewahan untuk menarik perhatian publik sehingga disukai, mendapatkan followers, yang tentunya bertujuan untuk mendatangkan uang.

Sebut saja seorang influencer yang melakukan personal branding dengan cara memamerkan kekayaan, bisa mendatangkan followers yang banyak sehingga dapat dipercaya oleh sebuah brand yang berani membayar puluhan juta ketika influencer tersebut mempromosikan brandnya.

Ataupun jika influencer ini memiliki usaha atau investasi, akan mendatangkan kepercayaan kepada publik yang akan mengikuti apa yang digunakan atau referensi yang diberikan influencer tersebut. 

Fenomena flexing ini pun digunakan pula untuk melakukan penipuan, seperti yang pernah dilakukan oleh Indra Kenz dan Doni Salmanan yang menampilkan segala bentuk kemewahan untuk membuat publik percaya dengan referensi investasi yang mereka tawarkan. Mereka memamerkan harta kekayaannya dan memberikan informasi dari mana harta kekayaan tersebut berasal, sehingga publik percaya dengan harapan mendapatkan keuntungan seperti apa yang dipertontonkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun