Mohon tunggu...
Denny Boos
Denny Boos Mohon Tunggu... Administrasi - Profesional

Perempuan asal Tobasa. Menyukai hal-hal sederhana. Senang jalan-jalan, photography, sepedaan, trekking, koleksi kartu pos UNESCO. Yoga Iyengar. Teknik Sipil dan Arsitektur. Senang berdiskusi tentang bangunan tahan gempa. Sekarang ini sedang ikut proyek Terowongan. Tinggal di Berlin.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Langkah Pion-pion Emas (yang Terhenti Sejenak); Abraham Samad dan Ahok

10 Mei 2017   17:26 Diperbarui: 10 Mei 2017   17:40 1621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Pion-pion Emas - photo: milik sendiri - Prague)

Setelah keputusan kemarin, 2 tahun penjara terkait masalah Pak Ahok, entah kenapa, saya jadi terpikir dengan Pak Abraham Samad. Masalah yang berbeda menimpa mereka, sehingga mereka BERHENTI saat baru saja beberapa saat melangkah. 

Sempat saya membayangkan, mereka akan seperti lincahnya pion-pion catur, gencar merealisasikan planning kerja untuk sesuatu perubahan yang lebih baik, tadinya. 

Sayangnya, mereka jatuh karena kesalahan dan berakhir fatal! Kefatalan yang berakhir dengan penjara. Saya hanya terpikir dan merenung, adakah sebenarnya, masyarakat Indonesia di luar sana yang melakukan hal yang sama atau bahkan lebih dari kedua orang yang saya sebut ini, tapi tidak (perlu) mendekam dibalik jeruji besi? 

Dan entah kenapa lagi, saya malah mulai berandai-andai, mungkin saatnya kita mencari tau akses untuk mendatangkan malaikat untuk bekerja melayani kita. Karena dijamin, mereka lah yang tidak akan pernah melakukan kesalahan dan penuh kelemahlembutan.

Saya hanya sedang berandai-berandai, mungkin impian ini bisa terwujud dalam bentuk yang lain ke depannya. Iya, barangkali perwujutannya bisa dipikirkan. Dan sungguh saya sedih, ketika kita-kita yang juga masih manusia, yang semestinya masih tidak lepas dari kesalahan, ikut-ikutan berdiri di atas keputusan hakim untuk ikut menghakimi. 

Mari kita menghormati keputusan hakim, tanpa perlu menambah beban bagi Pak Ahok dan keluarga. Kesalahan sudah diakui, sudah meminta maap. Masih ada di atas maap? Ada. Penjara. Iya, sanksi secara hukum juga diterima. Karena itu juga, mungkin kejadian seperti ini adalah waktu yang tepat untuk mengingat dan mengukur kebaikan apa yang kita lakukan bagi kepentingan masyarakat umum, kebaikan serta kejujuran apa yang kita perjuangkan.

Saya memberi rasa hormat yang tinggi kepada mereka yang bekerja keras dengan tulus hati untuk kepentingan bangsa ini. Saya mengagumi cara kerja Pak Abraham seperti juga mengagumi cara kerja Pak Ahok dalam banyak hal. Iya, mereka melakukan kesalahan. Bahkan mereka juga menghadapai masalah saat mengerjakan program nya tidak semulus perencanaan. Tapi mereka berjuang untuk solusi kebaikan, dan, untuk itu penghargaan tertinggi saya berikan. 

Saya hanyalah salah satu dari ratusan juta masyakat Indonesia yang merindukan pemimpin yang melayani dengan hati bersih, pemimpin Indonesia yang bekerja dengan sunguh-sungguh dan bebas dari korupsi. 

Apa kabar Pak Abraham Samad, ya? 

Selain keberadaan Pak Ahok sekarang, kejadian yang menimpa Pak Abraham Samad telah membuat saya patah hati terlebih dahulu. Mereka berdua sama-sama HARUS berhenti, saat baru saja beberapa langkah maju. Dan kefatalan yang membuat berhenti itu, meninggalkan pelajaran yang sangat berharga. Saya hanya bisa berharap, semoga pelajaran ini menghasilkan gerakan yang aktif dan positif bagi kemajuan bangsa. Dan pion-pion emas lainnya bermunculan memberikan sumbangan dalam bentuk pemikiran dan kerja nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun