Kau bagaikan kupu-kupu dengan corak cantik yang terbang kesana kemari, sesekali hinggap di sana dan di sini.
Tiada letih mengangkat tangan dalam balutan pakaian ibadah, berharap yang terbaik untuk semua benihnya.
Tangan lembut dan hangat menyapa Cinta dengan penuh kasih sayang yang menebar kebahagiaan.
Anggun bersahaja bijaksana menghadapi masalah, cercaan, dan hinaan tanpa keluh kesah.
Ketika lelah, penat bahkan kebosanan menghantam, sesaat kemudian tersenyum menyelesaikan semuanya.
Air mata bercucuran mengiringi kepergiannya yang tak pernah di duga sebelumnya.
Tanpa ada penerimaan yang bisa menyadarkan bahwa ini realita yang menghitam kalbu dan luka yang berdarah.
Keheningan dan kesunyian begitu terasa Ketika pagi menyapa tanpa ada kupu-kupu yang menari-nari dengan indah.
Walau tertunda tapi sadar bahwa dia sudah pergi untuk selamanya, kupu-kupu itu terbang tinggi tanpa pernah berfikir untuk kembali dengan meninggalkan air di sudut mata pada kupu-kupu yang lain.
Datanglah angin, hujan turun seperti di tumpahkan dan panas yang melumatkan semua agar dapat membasuh luka di hatiku yang telah menganga lebar, tapi hanya deraian setia menemani.
Hanya kenangan yang hinggap walau hanya untuk sesat, ada kegetiran dan kehampaan di sana yang tak dapat terucap. Kau menempati sudut hatiku terpatri abadi tanpa pengganti untuk selamanya. Kau..Diamlah dalam damai.Â