Mohon tunggu...
Mahendra
Mahendra Mohon Tunggu... Administrasi - Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ke Mana RUU Pilkada Berlabuh?

9 September 2014   09:13 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:14 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="alignnone" width="620" caption="Prabowo-Hatta"][/caption]

Barangkali, Koalisi Merah Putih memperlihatkan keperkasaannya. Koalisi Merah Putih memperlihatkan gigi-giginya. Mulai dari gigi seri, gigi taring, hingga gigi geraham. Semuanya kelihatan, alias menggambarkan tawa.

Sebagaimana kita kalau ketawa terbahak-bahak, akan kelihatan seluruh giginya. Mungkin ini penilaian yang salah.

Koalisi Merah Putih barangkali cuma tersenyum mekar, kelihatan seluruh giginya. Kenapa? Karena ada tanda-tanda yang mengarah kepada keberhasilan ide mereka untuk menghemat Anggaran Negara gara-gara PILKADA dan alasan lainnya.

Begini ceritanya, fraksi PDIP dan Hanura ingin pemilihan langsung untuk Gubernur dan Walikota/Bupati. PKB ingin pemilihan langsung hanya untuk gubernur, sementara Walikota/Bupati dipilih DPRD. Fraksi Demokrat, Golkar, Gerindra, PKS, PAN dan PPP menggagas bahwa Gubernur dan Walikota/Bupati dipilih DPRD.

Apakah nanti berdampak adanya sinkronisasi gerak Presiden dengan kepala Daerah? Harmonisasi pusat dan otonomi daerah?  Bagi penganut keragaman sebagai keindahan maka jangan mencemooh kalau ternyata ide Koalisi Merah Putih lolos.

Semoga saja sinkronisasi terbentuk. Itu akan terjadi jika Koalisi Merah Putih dianggap kritikus. Kritikus justru mengantisipasi kelalaian Pemerintah.

RUU pilkada “tidak langsung” dicaci rata-rata karena alasan “suara rakyat adalah suara Tuhan.” Ini prinsip “suara yang paling banyak “. Kalau memang RUU Pilkada sesuai dengan usulan Koalisi Merah Putih, janganlah protes! Sebab mereka cerminan suara terbanyak. Lalu, mau menyalahkan siapa?

Ujung-ujungnya mencaci-maki demokrasi kalau tidak komitmen dengan prinsip suara terbanyak. Mereka yang berprinsip suara rakyat suara Tuhan, mesti komitmen dengan prinsip itu kalau tidak ingin mencaci-maki demokrasi. Bukan pura-pura tenggelam dalam ironi.

Namun, belum secara pasti apakah UU PILKADA resmi sesuai dengan ide dari Koalisi Merah Putih. Tunggu saja rapat paripurna DPR! Kemudian, janganlah memandang kata “Koalisi Merah Putih Menang” itu sebagai kata “kalah” kepada Tim Jokowi, sebagaimana banyak ditemukan secara tersirat di judul-judul artikel dan isinya (dalam media massa).

Media massa jangan bikin panas suasana ya! Awas! Mungkin, media massa bikin panas dengan lontaran “Koalisi Merah Putih Meruntuhkan Kerajaan Jokowi”. Tapi, awas! Media massa jangan bikin keruh suasana! Kalau memang referendum terjadi, ya apa boleh buat. Kita memang dituntut terbuka. It’s no problem.

read more:

http://www.tempo.co/read/news/2014/09/08/078605241/UU-Pilkada-Sah-Koalisi-Prabowo-Borong-31-Gubernur

http://nasional.kompas.com/read/2014/09/08/22502261/Politisi.Partai.Golkar.Nilai.Pilkada.Tak.Langsung.Dapat.Hemat.Rp.41.Triliun.

http://regional.kompas.com/read/2014/09/08/19063681/Risma.Lebih.Sepakat.Kepala.Daerah.Dipilih.Langsung.oleh.Rakyat

http://nasional.kompas.com/read/2014/09/08/19445881/RUU.Pilkada.Akan.Disahkan.Dalam.Sidang.Paripurna.DPR.25.September

http://www.tempo.co/read/news/2014/09/08/078605165/PDIP-Jokowi-Tak-Berkutik-di-Depan-Koalisi-Prabowo#block_komentar

http://www.tribunnews.com/metropolitan/2014/09/08/ahok-bila-saya-dipilih-dprd-saya-tidak-pusing-mikirin-rakyat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun