Mohon tunggu...
Emelie ClorindaChan
Emelie ClorindaChan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Kepercayaan dari Masa Praaksara

15 November 2022   12:53 Diperbarui: 15 November 2022   13:03 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manusia pada zaman sekarang pastinya sudah tidak luput lagi dari yang namanya suatu kepercayaan. Bahkan tidak sedikit jumlah orang yang menjadikan kepercayaan mereka itu sebagai sebuah pedoman hidup. Pada zaman sekarang, kepercayaan yang kita miliki disebut sebagai sebuah agama. Agama sendiri merupakan suatu ajaran baik yang dapat dijadikan sebuah pedoman hidup, dimana dengan menganut sebuah agama orang-orang diharapkan dapat menjadi sebuah pribadi yang lebih baik. Di Indonesia sendiri ada sejumlah agama yang diakui dan jumlah penganut dari setiap agama pun tergolong sangat banyak. 

Namun, kepercayaan yang ada di masa sekarang ini tidak muncul dengan begitu saja. Ada sejumlah perkembangan-perkembangan dalam kepercayaan sehingga bisa menjadi seperti yang kita kenal saat ini. Kepercayaan sendiri sudah muncul sejak zaman masa praaksara, meskipun jumlahnya belum seberapa jika dibandingkan dengan sekarang. Pada masa praaksara ada dua kepercayaan yang sudah dikembangkan oleh manusia pada zaman tersebut. Kedua kepercayaan itu adalah Animisme dan Dinamisme. Tetapi, pada saat itu tidak banyak manusia yang mementingkan kepercayaan, pikiran mereka lebih terfokus kepada cara bertahan hidup karena hidup pada zaman itu berbeda dengan kita yang sudah modern sekarang. 

Bagi yang belum tahu, masa praaksara merupakan masa dimana manusia belum mengenal tulisan, sehingga manusia pada masa tersebut masih menggunakan batu dan logam sebagai teknologinya pada masa itu. Selain itu, masa praaksara juga dimulai saat manusia-manusia purba mulai bermunculan dimuka bumi. Masa praaksara dibagi menjadi lima periode yaitu, Paleolithikum, Mesolithikum, Neolithikum, Megalithikum, dan Perunggu. 

Dimulai dengan masa praaksara paling tua yaitu periode Paleolitikum atau juga batu tua. Pada periode ini bisa disebut juga sebagai masa dimana manusia purba mulai berburu dan mengumpulkan makanan. Dikatakan bahwa pada masa ini bahan makanan untuk dikonsumsi bergantung sepenuhnya kepada alam, mereka memperoleh bahan pangan dengan cara berburu binatang-binatang dan juga mengumpulkan seperti biji-bijian, sayuran, serta buah-buahan. Beberapa contoh dari peninggalan sejarah dari masa ini yaitu, kapak perimbas (kapak genggam), alat tulang (alat tambahan) dan alat serpih (alat dapur). Kapak perimbas dan alat serpih terbuat dari batu sedangkan alat tulang berasal dari tanduk dan tulang hewan). Meskipun alat teknologi mereka pada waktu itu belum terlalu bagus, dalam arti masih kasar dan kurang tajam, tetapi cukup memadai untuk membantu mereka dalam berburu dan kehidupan sehari-hari mereka. 

Pada masa itu pun gaya hidup mereka masih nomaden, yang artinya berpindah-pindah dan tidak menetap di satu titik. Beberapa alasan dari gaya hidup mereka ini yaitu, adanya perubahan iklim, adanya bencana alam, ancaman dari hewan buas yang berada di sekitar mereka, dan demi mencari sumber makanan. Karena hidup mereka sepenuhnya bergantung kepada keadaan alam di sekitar mereka, maka mereka membutuhkan lingkungan yang dapat menjamin keselamatan dan kenyamanan mereka. 

Periode yang kedua, yaitu masa Mesolithikum atau yang disebut juga dengan Zaman Batu Tengah. Pada masa Mesolithikum manusia purba pada saat itu melakukan hal yang sama dengan masa Paleolithikum tetapi sudah lebih maju. Pada masa ini, manusia purba sudah mulai mengalami percampuran dengan kelompok manusia purba yang lainnya.  Dipercayai percampuran ini terjadi antara manusia-manusia purba dengan proto dan deutro melayu. Dan berbeda dengan zaman paleolitikum, manusia purba pada masa ini sudah mulai menangkap dan berburu ikan, bukan hanya hewan-hewan besar. 

Manusia-manusia purba pada masa Mesolitikum sudah mulai melukis dinding-dinding goa dan mulai dan mengenal kepercayaan. Selain itu, manusia pada zaman ini sudah mulai menerapkan sistem pembagian pekerjaan. Laki-laki yang bertugas untuk berburu sedangkan wanita bertugas untuk memelihara api, menjaga anak, serta mengumpulkan makanan. Salah satu perbedaan yang paling signifikan antara masa paleolitikum dengan mesolitikum adalah gaya hidup mereka yang semi menetap. Mereka tidak lagi pindah-pindah tempat tinggal dengan bebas tetapi sudah mulai menetap lebih lama.

Beberapa contoh peninggalan dari masa ini adalah serpih bilah (alat tambahan), alat tulang (alat dapur), dan kapak genggam sumatera (berburu). Alat tulang dapat berfungsi sebagai alat pengupas makanan dan juga bisa untuk menguliti hewan-hewan. Kapak genggam sumatera dapat digunakan untuk kegiatan sehari-hari seperti berburu hewan serta bisa digunakan sebagai alat dapur tambahan. 

Setelahnya ada zaman batu muda, Neolitikum, di sini manusia purba sudah belajar cara untuk bercocok tanam. Dipercayai bahwa perkembangan ini terjadi disebabkan oleh kedatangan proto melayu (melayu tua) dan deutro melayu (melayu muda). Manusia pada zaman ini sudah mulai melakukan kegiatan yang berkaitan dengan bercocok tanam, seperti menebang pohon, membakar pohon-pohon belukar, dan membuka lahan. Selain itu, mereka juga sudah tinggal menetap. 

Masa Neolitikum mempunyai banyak peninggalan sejarah yang terdiri atas beliung persegi, kapak lonjong, alat-alat obsidian, mata panah, gerabah, serta alat pemukul kayu. Beliung persegi atau pemotong kayu biasa digunakan untuk mencangkul, memotong benda seperti kayu, berburu hewan-hewan atau bahkan memahat. Kapak lonjong dapat digunakan untuk berburu hewan untuk dijadikan bahan pangan. Alat-alat obsidian digunakan untuk alat pemotong, dan mata panah digunakan untuk berburu hewan. Gerabah biasanya digunakan sebagai wadah karena bentuknya yang menyerupai vas, dan terakhir ada alat pemukul kayu yang berguna untuk melindungi diri dari hewan-hewan buas serta memburu hewan. 

Setelah itu, ada zaman megalitikum atau yang sering disebut juga dengan Zaman Batu Besar. Pada zaman Megalitikum ada sebuah kebudayaan yang berkembang pesat dimana manusia purba pada masa tersebut membangun bangunan-bangunan besar yang terbuat dari batu. Kebudayaan ini sudah muncul dari zaman Neolitikum, tetapi berkembang lebih pesat lagi pada masa Megalitikum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun