Mohon tunggu...
Embah Minton
Embah Minton Mohon Tunggu... Lainnya - Pensiunan

Membaca, merenung, kemudian menulis ...

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kompasiana Membidani Lahirnya Si Penulis Gaek

27 Oktober 2020   23:26 Diperbarui: 28 Oktober 2020   07:05 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada ulang tahun Ke-12 Kompasiana kali ini, sebagai ungkapan apresiasi, sebisa-bisanya saya hendak mencoba menulis. Meski, boleh jadi hanya berupa tulisan refleksi diri.

Maklumlah, pada hari jadi Kompasiana 22 Oktober 2020 ini, umur saya di Kompasiana baru sembilan hari. Atau dua minggu (14 hari) saat saya posting tulisan ini. Jadi, masih jabang bayi merah, belum tahu apa-apa, belum bisa apa-apa, tidak berdaya.

Padahal, meskipun baru asal punya bekal yang cukup, seluk beluk dunia tulis menulis tentunya, jenjang prestasinya bisa saja cepat membubung. Karena, memang hal semacam ini di Kompasiana sangat dimungkinkan. 

Sebab, Kompasiana menyediakan infrastruktur, sarana, fasilitas, atau apalah namanya yang sangat membantu. Demikian tutur para Kompasianer senior dalam beberapa tulisannya.

Sedangkan saya, bukan apa-apa. Sudah gaek, tidak bermodal lagi. Si buta literasi meraba-raba mencari peruntungan menekuni hobi anyar. Menulis. Hanya mengandalkan passion, tetapi mengharapkan bisa enjoy di hobi yang baru ini.

Bagaimana nanti, apa tidak malu, kalau tidak ada yang melirik tulisannya? Tidak masalah. Yang penting menulis dulu. Atau lebih spesifiknya, baca, rating, komen, tulis; baca, rating, komen, tulis. Bila jumpa dengan yang dirasa cocok ... follow. Begitu terus, sambil putar otak, masak lama-lama tidak ada progres. Ya terlalu lah ...

Saya percaya, pada akhirnya akan ada perbaikan kualitas tulisan. Nah ... disini mungkin nanti baru ada pembaca yang singgah. Rating dan komen oleh para sahabat sesama Kampasianer. Dan dapat label tertentu dari Admin.

Jadi jelas, target saya bukan karir, pangkat, atau jenjang. Tapi, belajar menulis. Hanya saja, memperhatikan perolehan poin tidakkah diharamkan. Karena poin bisa dianggap sebagai raport hasil pembelajaran saya di Kompasiana.

Tadi saya sebutkan pendatang baru pun bisa saja prestasinya cepat meroket. Kalau memang modalnya cukup dan semangatnya tinggi. Contohnya sahabat kita bapak Ludiro Madu. Baru bergabung empat bulan sudah mencapai peringkat Yunior dengan poin lebih dari seribu seratus. Ini link penuturan beliau, "Baru 40 Hari Ketagihan Berkompasiana".

Contoh lainnya sahabat kita bapak Maximus Malaof. Beliau ini malah baru bergabung dua bulan, juga sudah meraih peringkat Yunior dengan perolehan poin juga lebih dari seribu seratus. Lebih jelasnya silakan diklik link ini, "Menulis di Kompasiana Berawal dengan Pesimis Berjalan dengan Optimis".

Selain dua sahabat ini, tentu masih banyak yang lainnya, Kompasianer baru yang prestasinya gemilang. Kebanyakan mereka memang sebelumnya sudah memiliki jam terbang di dunia literasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun