Mohon tunggu...
Embah Minton
Embah Minton Mohon Tunggu... Lainnya - Pensiunan

Membaca, merenung, kemudian menulis ...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pancasila, "Ideologi" Kasih Sayang

13 Oktober 2020   15:51 Diperbarui: 13 Oktober 2020   15:54 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pria itu mengangguk-angguk. Saya anggap saja, ia sudah paham dengan jawaban singkat itu. Memang, kasih sayang adalah istilah umum, yang sudah tidak asing lagi bagi siapapun di seantero jagad ini.  

Tapi, sebenarnya jawaban tadi masih menyisakan pertanyaan. Benarkah "tafsir" yang setengah dipaksakan itu? Makanya, supaya terang, marilah kita telisik satu persatu sila Pancasila.

Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Di sini, mudah memahami adanya nilai kasih sayang. Karena kita tahu, dalam keseharian, etika, moral, dan tentu saja agama, semuanya mengajarkan  dan menekankan nilai ini.

Demikian juga, tidak sulit merasakan hadirnya nilai kasih sayang pada sila Kemanusiaan yang adil dan beradab. Karena, kemanusiaan itu sifatnya universal. Tidak mengenal sekat-sekat teritorial, bangsa, budaya dan yang lainnya. Ia termanifestasi dalam pergaulan, persahabatan dan persaudaraan sesama manusia. Suatu pertalian yang menuntut hadirnya kasih sayang. Sekaligus menghadirkan juga  hubungan yang sifatnya adil dan beradab.

Masih terkait dengan sila Kemanusiaan, batu ujian dalam mewujudkan sila kedua ini adalah aplikasinya pada cakupan yang sempit terlebih dahulu. Skala nasional atau bangsa, dalam hal ini adalah, terwujudnya sila ketiga, Persatuan Indonesia.

Selanjutnya, semangat dari sila keempat ialah kedaulatan ada di tangan rakyat dengan coraknya kekeluargaan. Musyawarah untuk mufakat merupakan roh dalam pengambilan keputusan. Disini, hadirnya nilai kasih sayang, merupakan sesuatu yang mutlak. 

Nah, terakhir sila kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Masyarakat yang adil dan makmur adalah cita-cita sekaligus motivasi dalam perjuangan mengusir penjajahan. 

Namun, setelah merdeka, ternyata untuk merealisasikan kata adil saja, dalam masyarakat dengan beraneka ragam perbedaan, tidaklah mudah. Tanpa kesadaran akan pentingnya kebersamaan yang dilandasi kasih-sayang, justru egoisme kelompok yang bakal menonjol.  

Bagaimana? Tidak salah bukan, yang saya sebutkan di awal. Kasih sayang adalah nilai Pancasila. Poinnya disini, saya senang sekali apabila Anda bersedia mengaminkan gagasan ini. Bukan hanya merujukan Cebong dan Kadrun semata. Tetapi, ada harapan yang lebih besar lagi. Tidak keberatan bukan?

Tentu saja, gagasan ini hadir bukan tanpa sebab. Boleh jadi, keprihatinan menyaksikan keretakan bangsa dan harapan akan persatuan telah menjadi inspirasi. 

Bayang-bayang disintegrasi bangsa sudah di depan mata. Harapannya, masih tersisa rasa kasih sayang di sudut hati semua anak bangsa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun