Mohon tunggu...
emanuel santo
emanuel santo Mohon Tunggu... Mahasiswa - ........

............

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Metode Pembelajaran Daring dalam Mereproduksi Ketimpangan dalam Pembelajaran (Perspektif Sosiologi Kurikulum)

22 Mei 2022   12:44 Diperbarui: 22 Mei 2022   12:49 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Masa Pandemi Covid-19 mengharuskan semua orang melakukan physical distancing untuk meminimalisir penyebaran virus Covid-19. Dianjurkan setiap orang menjaga jarak setidaknya 2 meter jika melakukan interaksi secara fisik. Kebijakan physical distancing ini mengharuskan masyarakat untuk tidak berkerumun dan tidak melakukan kontak fisik. Dengan begitu, baik instansi, tempat kerja ataupun sekolah dan kampus harus diliburkan kecuali instansi yang dianggap strategis yang kemudian berganti menjadi dilakukan dengan jarak jauh atau daring. Khususnya sekolah dan kampus yang melakukan pembelajaran daring. 

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan media internet atau online baik secara sinkron ataupun asinkron. Pembelajaran sinkron berarti dilakukan pada saat yang sama tapi tidak tergantung pada lokasi fisik untuk mengikuti pembelajaran online, biasanya pembelajaran sinkron dilakukan melalui konferensi video dengan menggunakan aplikasi seperti zoom dan google meet. Sedangkan pembelajaran asinkron berarti pembelajaran yang dilakukan tanpa hadir dengan waktu yang bersamaan baik secara fisik ataupun online, biasanya guru atau dosen dapat mengirimkan modul, video pembelajaran atau catatan materi pada peserta didik agar dapat dipelajari dengan mandiri. Jadi konten pembelajaran dapat dilihat kapan saja oleh peserta didik. Meski dengan 2 pembelajaran tersebut, keduanya memiliki esensi yang sama yakni dalam pembelajaran dilakukan dengan cara jarak jauh. Internet yang menghubungkan antara pengajar dengan peserta didik agar pembelajaran dapat tetap berlangsung.

Dari pengertian pembelajaran daring diatas dapat dilihat mengapa dapat menjadi solusi di bidang pendidikan pada masa pandemi, karena tidak mengharuskan peserta didik dan pengajar melakukan kontak fisik dan mencegah kerumunan sehingga penyebaran virus dapat dicegah. Tetapi di sisi lain terdapat kesenjangan digital yang terjadi didalam praktik pembelajaran daring ini. Kesenjangan digital awalnya mengacu dalam akses pada komputer. Kemudian ketika internet berkembang dengan cepat di dalam masyarakat istilah tersebut berkembang dan tidak hanya mengacu pada kesenjangan dalam akses komputer tetapi juga kesenjangan dalam akses internet. Lebih lanjut dijelaskan, Keniston dan Kumar (2003) menguraikan terdapat 4 jenis kesenjangan digital yakni yang pertama, kesenjangan digital yang terjadi di seluruh dunia, baik pada negara maju atau negara berkembang yang dalam kesenjangan antara orang kaya, terpelajar dan berkuasa dengan mereka yang tidak kaya, kurang edukasi dan tidak memiliki kekuasaan. Kedua, kesenjangan yang terjadi akibat aspek bahasa dan budaya karena bahasa dan budaya tertentu ternyata memiliki tingkat aksesibilitas terhadap informasi yang lebih tinggi. Ketiga, kesenjangan yang berkaitan dengan semakin melebarnya ketimpangan antara negara kaya dengan negara miskin. Keempat, kesenjangan akibat munculnya kaum yang memiliki kemampuan dan tingkat edukasi cukup sehingga mereka menjadi pengendali teknologi dan informasi dalam masyarakat informasi, seperti pebisnis, ilmuwan dan konglomerat teknologi. 

Telah dijelaskan bahwa pembelajaran daring memerlukan ketersediaan sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yakni berupa device seperti smartphone dan laptop juga internet sebagai media tetapi banyak peserta didik yang tidak mampu memiliki sarana TIK ini atau bahkan sulit untuk mendapat akses internet. Menurut Teori Keniston dan Kumar terjadinya kesenjangan digital ini akibat dari kesenjangan sosial-ekonomi yakni adanya ketidaksetaraan antara orang miskin dan kaya. Mereka yang miskin akan kesulitan dalam mengakses TIK sebagai media pembelajaran daring. Disaat kondisi pandemi ini juga pendapatan masyarakat banyak terdampak akibat tidak berjalanya aktifitas secara normal sehingga masyarakat miskin lebih tertekan dalam kondisi ekonomi. 

Dalam teori reproduksi (reproduction theory) yang digagas Pierre Bourdieu pada awal 1970. Dimana teori ini berdasarkan penjelasan Bourdieu dalam masyarakat modern sistem pendidikan digunakan hanya untuk "mereproduksi" budaya kelas dominan dalam rangka untuk kelas dominan terus memegang dan melepaskan kekuasaan. Jika memandang fenomena kesenjangan digital ini dengan teori reproduksi, peserta didik yang memiliki akses terhadap TIK menjadi kelas dominan yang dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik sedangkan peserta didik dengan keterbatasan akses TIK terhalang dalam melaksanakan pembelajaran. Adanya kesenjangan ini didukung oleh model pembelajaran jarak jauh yang mengharuskan ketersediaan TIK dalam pembelajaran. Sehingga peserta didik yang tidak memiliki akses TIK akan kesulitan dan semakin tertinggal dalam pembelajaran, sebaliknya peserta didik dengan akses TIK yang mudah dapat terus mengikuti dan mendapatkan pembelajaran dengan baik. 

Referensi

Fitri, W., Octaria, M., Irvanaries, I., Suwanny, N., Sisilia, S., & Firnando, F. (2021). Tantangan dan Solusi terhadap Ketimpangan Akses Pendidikan dan Layanan Kesehatan yang Memadai di Tengah Pandemi Covid-19. Era Hukum-Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum, 19(1). 

Muhajir, M. A. (2020). Pembelajaran Daring di Era COVID-19: Kesenjangan Digital, Sistem Kompetisi, dan Model Pendidikan yang Manusiawi. MIMIKRI, 6(2), 220-234. 

Al Hakim, R. T. Y. (2021). Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19, Tantangan yang Mendewasakan. Pembelajaran Online Di Tengah Pandemi Covid-19, Tantangan Yang Mendewasakan (Antologi Esai Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris), 1.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun