Mohon tunggu...
Emanuel Hayon
Emanuel Hayon Mohon Tunggu... Editor - •Menulis adalah tanda berpikir

Kritis adalah cara kreatif untuk melatih keseimbangan otak kiri dan kanan•

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pesan dari Pacitan

22 Februari 2020   14:39 Diperbarui: 22 Februari 2020   14:35 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Desain Eksterior Museum SBY - Ani

"Sederhana saja. Mudah-mudahan, sejarah mencatat ada seorang anak desa dari Pacitan -- [yang] kemudian mengabdi cukup lama sebagai prajurit -- [anak desa itu] terpilih oleh rakyat dan diberikan mandat untuk memimpin negeri tercinta ini. Mudah-mudahan, sejarah juga mencatat bahwa pemimpin [yang berasal dari desa itu] pernah memimpin Indonesia pada saat situasi yang tidak mudah karena Indonesia baru dari krisis dan sedang melakukan transisi dan transformasinya."

Ini adalah satu kalimat panjang yang diungkapkan dengan tenang dan penuh perasaan oleh Presiden Ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dalam sebuah wawancara dokumenter yang diputar pada saat peresmian pembangunan Museum dan Galeri Seni SBY dan Ani Yudhoyono.  

Kalimat ini terurai dari satu kejujuran dan keikhlasan bertutur seorang anak desa yang kemudian menjadi seorang Presiden di negeri tercinta ini.

Susilo Bambang Yudhoyono atau yang kemudian lebih dikenal dengan SBY merupakan anak desa dari Pacitan. Semua sudah mengenal sejarah dan riwayat hidupnya. Hanya bagi penulis, keikhlasan menyampaikan kalimat panjang di atas adalah kejujuran untuk memotivasi banyak anak desa lainnya agar bangkit dan terus berjuang mewujudkan cita-cita besarnya.

Perjalanan panjang tersebut akhirnya diwujudkan dalam sebuah museum dan galeri seni yang mencatat semua perjalanan hidupnya bersama Ibu Negara (almahrum) Ani Yudhoyono. Hari ini (Sabtu, 22/2/2019) museum dan galeri seni tersebut diresmikan pembangunannya.

Setidaknya, melalui museum dan galeri ini suatu saat nanti akan menjadi ladang sejarah bagi generasi ke depan untuk belajar  tentang sejarah Pemimpin Bangsa Indonesia yang lahir dari Pacitan.

Tapi mengapa harus Pacitan ?

Penulis coba menjawab ini dengan menganalisa kalimat SBY dalam wawancara dokumenter yang ditayangkan. Pertama, SBY sebenarnya ingin menunjukkan jati dirinya sebagai orang kampung atau anak desa yang bisa mewujudkan cita-cita setingginya. SBY ingin mengajak semua anak desa untuk belajar lebih keras lagi meniti karir dari kesusahan dan terus berjuang menjadi manusia sukses ke depan. Dari Pacitan SBY mengirim pesan kepada semua anak Indonesia untuk tekun mewujudkan cita-citanya.

Kedua, SBY ingin membuktikan bahwa ketokohan dirinya adalah bentuk dari tenun budaya yang dia dapat dari lahir yakni dari Pacitan. SBY menunjukkan kepada semua kita bahwa kampung halaman adalah kekuatan yang menyertai perjuangan dan cita-cita. Apapun itu, semua akan kembali ke kampung halaman.

Ketiga, semenjak putera Pacitan ini terkenal sebagai Presiden Indonesia dari 2004 - 2014, kota kecil di selatan Jawa ini menjadi sangat terkenal dan bergairah dari segi pariwisata dan ekonomi nya. Ini berarti dengan menempatkan Kota Pacitan sebagai lokasi museum dan galeri seni adalah cara praktis sebagai tanda terima kasih kepada kampung halaman tercinta.

Keempat, dari Pacitan SBY juga memberikan motivasi mendalam bahwa sebagai anak desa yang serba kekurangan, perjuangan harus terus dilakukan. Masa susah dan sulit tersebut pada akhirnya juga berguna ketika menerima tugas kepemimpinan, apalagi menghadapi masa krisis dan kesulitan. Ini terbukti, dimana SBY berhasil membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi dan transisi sosial, politik,hukum dan HAM yang bergejolak pascareformasi. Satu kata, masa sulit adalah tempat yang baik untuk belajar manajemen krisis dan solutif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun