Mohon tunggu...
M. Aminulloh RZ
M. Aminulloh RZ Mohon Tunggu... Guru - Hidup Berpetualang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Politik hanya momentum, berbuat baik selamanya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ajaran Nabi, Ajaran Toleransi

30 Oktober 2020   16:45 Diperbarui: 30 Oktober 2020   16:49 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.kadrun.id/2020/10/30/ajaran-nabi-ajaran-toleransi/

Ajaran Nabi Muhammad SAW tentang toleransi tidak akan cukup ditulis dalam satu artikel ini. Namun, pada prinsipnya, ajaran nabi tentang toleransi lebih dominan ketimbang ajaran muamalah yang lainnya. Bahkan Ibnu Abbas menanyakan langsung kepada Rasulullah SAW, "Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah?" maka beliau bersabda "al-Hanifiyyah as-Samhah (yang lurus lagi toleran)" (Suryani, 2012: 134). Nabi pun tidak segan-segan mendo'akan kebaikan bagi non-Muslim.

Memahami toleransi terhadap non-Muslim yang diajarkan nabi sebetulnya sangat sederhana, hanya pada aspek muamalah dan bukan akidah. Muamalah seperti perdagangan, industri, pendidikan, kesehatan, sosial, budaya dan lainnya secara partikular. Akan tetapi tidak boleh memaksakan seseorang yang jelas-jelas berbeda. Karena pada hakikatnya, manusia diciptakan berbeda-beda oleh Allah. Perbedaan merupakan suatu keniscayaan yang tidak dapat dipungkiri dan disangkal oleh manusia.

Oleh karenanya, Nabi Muhammad SAW dalam membawa ajaran Islam, sebenarnya sedang membawa misi perdamaian dalam lingkup perbedaan yang selalu mengobarkan perang. Perdamaian hanya bisa dicapai dengan bersikap toleran. Hal itu teraplikasi dalam domain interaksi sosial. Menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, sama halnya mengikuti jejak nabi (sunnah nabi). Sebagaimana Rasulullah SAW dapat hidup berdampingan dan bersatu mewujudkan kedamaian dan keharmonisan dalam kehidupan, bersama orang-orang non-Muslim pada zamannya.

Untuk itu, mari kita ikuti jejak Nabi Muhammad SAW secara empiris dan komprehensif dalam prilaku  keseharian saat berinteraksi dengan pelbagai perbedaan yang terverifikasi faktual. Ajaran beliau yang begitu toleran terhadap orang-orang yang berbeda pandangan, merupakan ajaran nyata Islam yang sebenar-benarnya. []

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun